Pemilik Kebun di Australia Tolak Permintaan Naik Gaji Pemetik Buah

Ia mengatakan butuh waktu tiga minggu bagi pekerja baru untuk bisa bekerja dengan cepat, dan mempertanyakan mengapa biro pemberi kerja dibayar sangat besar untuk mempekerjakan orang.
"Ada banyak miliarder dalam industri pemberi kerja," katanya.
"Kita harus bertanggung jawab atas risiko mempekerjakan seseorang dan segala bebannya."
Menurutnya, jika serikat buruh ingin agar upah minimum diberlakukan, diperlukan adanya bantuan pemerintah dengan pelatihan.

Di mengatakan, dengan upah per buah, pekerja yang lebih cepat dapat memperoleh A$40 (Rp400 ribu) per jam, dan ia telah menjanjikan pada pekerjanya bahwa bila mereka akan mendapatkan kenaikkan gaji ketika sudah bekerja cepat.
"Ketika melihat seseorang dengan antusiasme dan usaha, saya akan memberi penghargaan," katanya.
"Dengan menunjukkan hal ini di depan semua pekerja, mereka akan belajar bahwa yang bekerja keras akan mendapatkan insentif, sehingga mereka akan bekerja dengan baik."
Para petani menolak permintaan serikat buruh untuk menaikkan jumlah minimum gaji per jam bagi pemetik buah dan pekerja musiman
- Wujudkan Satu Data Pertanian di Kabupaten Sukabumi, Kementan dan BPS Bersinergi
- 3 Buah Ini Bikin Kolesterol Tinggi Tidak Berdaya
- Hasil Babak Grup Piala Asia U-17 2025: Indonesia dan Uzbekistan Digdaya, Australia Apes
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Panen Raya 2025, Serapan Gabah Naik 2.000 Persen
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini