Pemilik Rumah Kelahiran Bung Karno Tak Sepakat Harga Appraisal

Pemilik Rumah Kelahiran Bung Karno Tak Sepakat Harga Appraisal
BERSEJARAH: Rumah kelahiran Bung Karno di Jalan Pandean, Kecamatan Genteng, Surabaya. Foto: Dipta Wahyu/Jawa Pos

“Bila dibandingkan dengan harga rumah di wilayah tersebut, yang appraisal sudah mahal. Pemilik ternyata minta harga lebih dari yang ditetapkan,” terangnya. Pemkot akan melakukan negosiasi dengan pemilik rumah agar bisa menjual rumah tersebut.

Selain rumah kelahiran Bung Karno, di Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, ada beberapa rumah bersejarah lain. Yaitu, rumah HOS Cokroaminoto di Jalan Peneleh VIII. Rumah itu terawat dengan baik dan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, serta menjadi wisata heritage yang sering dikunjungi turis.

Berbeda dengan rumah Bung Karno, untuk mengelola rumah pahlawan nasional itu, Pemkot Surabaya tidak perlu membelinya. Ahli waris atau keluarga HOS Cokroaminoto menyerahkan rumah tersebut kepada pemkot untuk dikelola dan dijadikan museum sejarah Indonesia. “Pemkot hanya mengeluarkan dana untuk pemeliharaan,” kata Eddy.

Untuk itu, pemkot mengapresiasi ahli waris keluarga HOS Cokroaminoto karena dengan sukarela menyerahkan rumah tokoh besar itu kepada pemerintah.

Selain dua rumah itu, ada satu lagi rumah yang sarat dengan nilai sejarah. Yaitu, rumah kelahiran Roeslan Abdulgani yang terletak di Jalan Pelampitan VIII. Rumah tersebut juga terawat dengan baik.

Sampai sekarang, rumah itu dihuni keluarga Roeslan, yaitu keponakannya, Rahma Rondang Aristin. Rahma adalah anak dari adik perempuan Roeslan, Siti Zaenab Soeinggar. “Ini rumah peninggalan yang harus kami rawat dengan baik,” kata Rahma.(lum/c17/ai)

 


SURABAYA – Rumah kelahiran Presiden Pertama RI, Bung Karno di Jalan Pandean IV Nomor 40, Surabaya sudah ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News