Pemilik Televisi Diminta Dinginkan Suasana Saat Coblosan

Pemilik Televisi Diminta Dinginkan Suasana Saat Coblosan
Pemilik Televisi Diminta Dinginkan Suasana Saat Coblosan

jpnn.com - JAKARTA - Meski tahapan pilpres sudah masuk masa tenang, suasana di dunia maya semakin memanas. Ya, kedua kubu pendukung capres-cawapres terus melancarkan perang "urat saraf" di berbagai media sosial. Potensi perpecahan saat hari pencoblosan pun makin kentara. Melihat kondisi tersebut, beberapa kalangan meminta agar media massa terutama televisi mendinginkan suasana. Salah satu caranya dengan menayangkan pemberitaan yang berimbang, proporsional dan tidak memihak salah satu calon hingga saat pencoblosan 9 Juli nanti.

Pembina Masyarakat TV Sehat Indonesia Fahira Idris mengatakan, sudah jadi rahasia umum beberapa stasiun televisi memihak salah satu calon. “Apalagi, beberapa jam setelah TPS ditutup semua stasiun televisi pasti menyiarkan hitung cepat. Nah, itu bisa menjadi potensi disharmoni di masyarakat, jika stasiun-stasiun televisi menyiarkan hasil hitung cepat yang berbeda-beda,” ujar Fahira.

Dia pun meminta agar stasiun televisi mengingatkan berulang-ulang kepada pemirsanya bahwa hasil pilpres yang sah dan punya kekuatan hukum adalah hasil penghitungan suara manual yang dilakukan KPU. Menurutnya, penyampaian pesan itu bisa mencegah disharmoni di masyarakat. 

"Terlalu besar yang pertaruhkan kalau hanya gara-gara pilpres bangsa ini hancur.  Karenanya, media massa terutama televisi punya peran untuk mencegah bangsa ini dari perpecahan,” ujar perempuan yang juga dikenal sebagai aktivis perempuan ini.

Fahira menilai saat ini televisi telah menjadi rujukan utama masyarakat. Karenanya, media inilah yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap persepsi publik. “Dengan daya jangkau yang luas, program televisi sangat mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat,” jelas Fahira.

“Saran saya, sebelum hari pencoblosan, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) harus mengingatkan semua pemilik stasiun televisi untuk tidak menyiarkan berita ataupun pernyataan yang membuat suhu politik semakin panas. KPI harus mencegah dan mengingatkan mereka,” ujar dia. (mas/jpnn)


JAKARTA - Meski tahapan pilpres sudah masuk masa tenang, suasana di dunia maya semakin memanas. Ya, kedua kubu pendukung capres-cawapres terus melancarkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News