Pemilu 2019 Cerminan Kesenjangan Ekonomi Yang Dibungkus Isu Agama

Profesor Ronald Lukens-Bull dari AS, yang melakukan studi multikulturalisme di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, juga membenarkan persoalan politik identitas dalam Pemilu 2019 di Indonesia.
Namun ia mengungkapkan, polarisasi yang bisa muncul sebagai imbas bisa dicegah jika kandidat Presiden dan Wakil Presiden tersedia lebih dari dua pilihan.
"Maksud saya kalau ada lebih dari dua kandidat akan mencegah polarisasi karena kelompok (yang menggunakan politik identitas) ini, kalau ada empat kandidat misalkan, mereka mungkin memengaruhi kandidat lain," jelasnya kepada ABC selepas diskusi Politik dan Agama di Indonesia.
"Sehingga politik identitas dalam wujud agama bisa dikurangi."

Islamisasi gaya baru
Munculnya kelompok-kelompok Islam hingga gerakan 212 dalam dua tahun terakhir di Indonesia tak pelak membuat banyak pihak mengarah pada isu Islamisasi di negara ini.
Nava Nuraniyah, peneliti dari Institut for Policy Analysis of Conflict (IPAC), mengatakan, Islamisasi yang terjadi di Indonesia sangat berbeda dari versi militan di Suriah.
"Di sini yang terjadi adalah revolusi putih dengan ritme yang perlahan."
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya