Pemilu 2024: Momentum Wujudkan Demokrasi Konstitusional dan Mempererat Kesatuan Bangsa

Utamakan Adu Gagasan
Semua peserta yang ikut dalam konstestasi Pemilu hendaknya mengutamakan gagasan dan program.
Adu gagasan dan program akan mencerdaskan masyarakat dan akan mendorong peningkatan kualitas demokrasi.
Dengan demikian kita semestinya bersepakat untuk tidak menggunakan atribut berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) saat kampanye Pemilu 2024.
Sebab, penggunaan SARA akan membuat masyarakat terpolarisasi alias terbelah sehingga berdampak pada rapuhnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Keberadaan SARA bukan untuk dipertentangkan apalagi dijadikan sumber konflik. Kita tentu bersepakat dengan pendapat Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) yang mendukung penguatan kerukunan umat beragama, apalagi menjelang Pemilu 2024.
Hidayat Nur Wahid menyampaikan pandangan itu saat menerima kunjungan delegasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jakarta Pusat yang dipimpin ketuanya Farhat Abdullah, Rabu (2/8).
Dalam kesempatan itu, delegasi FKUB menyampaikan harapannya terkait pemilu yang damai, bukan pemilihan umum yang menimbulkan pertikaian dan memecah belah.
Harapan menjadikan Pemilu 2024 sebagai momentum mewujudkan demokrasi dan mempererat kesatuan bangsa Indonesia sebuah keniscayaan.
- Pengamat BRIN: Wapres Gibran Berperan untuk Perkuat Demokrasi Sipil
- Pengamat Politik IPI: Gibran Berperan Penting Merawat Demokrasi Sipil
- Wapres Gibran Dinilai Jadi Penyelamat Demokrasi Sipil
- Lulusan CPNS dan PPPK 2024 Dongkrak Jumlah ASN Hingga 5,7 Juta Orang
- Bawaslu Konsisten Mengawal Demokrasi
- PA GMNI Dorong Etika Bernegara Berbasis Pancasila untuk Atasi Krisis Demokrasi