Pemilu Dungu
Oleh: Dahlan Iskan
jpnn.com - Kita harus malu atau sebatas hanya bisa iri? Ataukah kita cukup mengaguminya saja?
Ini soal Pemilu. Dalam kaitannya dengan ekonomi. Pemilu sudah lama berlalu tetapi ekonomi belum menentu. Pelaku ekonomi masih terus dalam status wait and see.
Wait and see itu sudah dimulai sejak tahun baru: alasan mereka tunggu Pemilu. Ricuh atau tidak. Lalu lihat dulu siapa yang menang.
Setelah Pemilu berlangsung dan akan ternyata masih juga wait and see. Tunggu pelantikan presiden baru. Waktunya masih lama. Wait and see-nya juga ikut berlarut-larut.
Setelah pelantikan kelak pun masih ada tambahan waktu wait and see: tunggu seperti apa susunan kabinetnya. Kabinet dagang sapi atau kabinet meritokrasi.
Kalau kabinetnya gabungan dua kutub itu maka, wait and see: siapa yang pegang posisi-posisi kunci. Orang partai atau profesional.
Setelah susunan kabinet diumumkan pun masih perlu wait and see lagi: tunggu 100 hari pemerintahan, ada tanda-tanda bisa bekerja atau hanya sibuk urus kepentingan bisnis yang lagi berkuasa.
Kita begitu iri melihat Inggris. Tanggal 4 Juli Pemilu, tanggal 5 Juli pemerintahan baru terbentuk. Langsung bekerja.
Ini soal Pemilu. Dalam kaitannya dengan ekonomi. Pemilu sudah lama berlalu tetapi ekonomi belum menentu. Pelaku ekonomi masih terus dalam status wait and see.
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- Kokkang Ibunda
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Bergodo Kebogiro
- Khofifah-Emil Punya Komitmen Konkret Menjadikan Jatim Episentrum Ekonomi Indonesia Timur
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja