Pemilu Pilu dari Lima Srikandi Amerika
Oleh Dahlan Iskan
Saat ingin salat Jumat saya bertanya ke Google: di mana ada masjid near me. Saya pun ke situ. Ternyata masjid Somalia. Dengan mayoritas jamaah asal Somalia.
Saya ingin wawancara yang bukan Somalia. Tidak ketemu. Apalagi waktu ke mall. Yang terbesar di Amerika itu. Begitu banyak ketemu orang berjilbab di dalamnya.
Di Minneapolis itulah Ilhan belajar bahasa Inggris. Anak cerdas. Tiga bulan sudah jago. Lalu masuk universitas: jurusan ilmu politik.
Ilhan punya pesaing sesama aktivis asal Somalia. Ahli komputer. Tapi Ilhan selalu unggul.
Perkawinan pertamanya gagal. Cerai. Saat sudah punya dua anak. Lalu kawin lagi. Cerai lagi. Dan kini Ilhan berumur 37 tahun. Sudah kawin lagi. Dengan suami pertamanya dulu: Ahmed Hirsi.
Saya bisa merasakan apa yang dirasakan Trump saat ini: kok justru para imigran ini terpilih jadi anggota DPR. Kim yang Korea. Rashida yang Palestina. Ilhan yang Somalia. Belum lagi yang John Liu di New York.
Padahal di minggu terakhir masa kampanye Trump turun sendiri ke lapangan: meningkatkan nada kebenciannya pada imigran.
Sungguh menarik melihat permainan berikutnya: DPR mengusut Trump. Di banyak hal: laporan pajaknya, anti imigrannya, tembok pemisahnya, keterlibatan Rusianya dan juga menantunya.