Pemilu Sela Awal Kejatuhan Donald Trump?

jpnn.com, WASHINGTON - Beberapa pengamat melabeli pemilu sela Amerika Serikat kemarin, Rabu (7/11), sebagai referendum Donald Trump. Nama Trump memang tak ada di dalam balot, tapi pemilu kali ini seakan-akan tentang Trump.
Suami Melania itu pun sadar akan hal tersebut. Dia berkeliling negara bagian untuk berkampanye demi kemenangan Grand Old Party (GOP), sebutan Republik.
Meski kehilangan kontrol di DPR, Trump masih berbangga diri karena berhasil meraih lebih banyak kursi di senat. "Menerima banyak ucapan selamat dari begitu banyak orang atas kemenangan besar kemarin malam," cuit Trump di akun Twitter-nya.
Menurut Trump, selama ini partai penguasa kerap tak bisa mempertahankan suara mayoritas di senat dalam pemilu sela. Tapi, di bawah kepemimpinannya, Republik justru berkuasa di senat.
Trump mungkin hanya menghibur diri. Sebab, kemenangan Demokrat bakal berdampak signifikan pada pemerintahannya.
Rencana-rencana Trump seperti membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko, menghapus UU Perawatan Kesehatan yang Terjangkau alias Obamacare, dan program-program lainnya terancam tak terlaksana.
Blokade Demokrat di DPR membuat usulan itu tak bisa dibahas di senat. Dengan kata lain, kecil kemungkinan lolos.
"House of Representatives adalah kunci utama untuk semua hal yang berurusan dengan anggaran," ujar Simon Langlois-Bertrand, profesor ilmu politik di McGill University.
Dalam pemilu sela Amerika Serikat kemarin, dua kubu mati-matian menguasai kongres. Trump menjadi penyebabnya.
- Pemerintah Klaim Tarif Impor Trump dari AS Tak Ganggu Swasembada Nasional
- Tarif Tarifan
- Tanggapi Perang Tarif Trump, Partai Gelora Dorong BPI Danantara Berinvestasi di AS
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- Prabowo Tak Targetkan Angka untuk Tarif Impor Trump, Asalkan Diturunkan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya