Pemilu Timor Leste Bangkitkan Memori Kelam Masa Penjajahan
Tapi masa depan mereka sebagian besar ada di tangan para pemuda Timor, yang berjumlah sekitar 75 persen dari populasi pemilih.
Untuk kelompok usia ini, para analis mengatakan, perlu ada rencana yang kuat untuk meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan pendidikan. Hal ini menjadi lebih ketimbang sebelum kemerdekaan Timor Leste.
Timor Leste memiliki masalah kemiskinan, pengangguran dan standar kesehatan dan pendidikan yang buruk.
Banyak anak muda terpaksa pindah ke Australia, Korea Selatan, dan Eropa untuk mencari pekerjaan.
"Saya datang ke sini untuk berpartisipasi dalam kampanye ini karena saya tahu bahwa CNRT memiliki masa depan yang cerah bagi para pelajar dan mereka memiliki rencana besar untuk studi kami," kata Fabrizio Noronha, pemilih pemula.
Pekan lalu, musik dan tarian digelar setiap hari, dan orang-orang terlihat mengibarkan bendera dan membunyikan klakson.
Bahkan seekor "buaya Fretilin" dapat terlihat di tengah-tengah kampanye.
"Pemilu di Timor-Leste seperti pesta besar," kata Andrea Fahey, analis politik Timor Leste dari Australian National University.
Armanda Ferriera mengaku pernah disandera, diperkosa, dan dipukuli dengan kejam oleh pasukan Indonesia yang disebutnya menjajah Timor-Leste.
- Herwyn Minta Jajaran Bawaslu Daerah Terus Bangun Komunikasi
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan