Pemilu, Warga Mesir Terbelah
Selasa, 29 November 2011 – 14:14 WIB
KAIRO - Untuk kali pertama pasca pemerintahan Hosni Mubarak, Mesir menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) legislatif. Kemarin (28/11) sekitar 17 juta pemilih terlibat dalam pemungutan suara putaran pertama yang direncanakan berlangsung dua hari tersebut. Tingkat kehadiran warga pun cukup tinggi.
Meski aksi protes anti pemerintah masih membayangi, jutaan warga dewasa tampak antusias memberikan suara masing-masing dalam pemilu kali ini. Antrean panjang pun terlihat di hampir seluruh tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di seantero Mesir. Kendati TPS baru buka pada pukul 08.00 waktu setempat (sekitar pukul 13.00 WIB), ribuan warga rela mengantre sejak subuh hanya supaya menjadi yang pertama.
Baca Juga:
?Saya memilih demi kemerdekaan. Selama ini, kami hidup dalam perbudakan. Kini saatnya keadilan dalam kemerdekaan bertakhta," ujar Iris Nawar dari TPS Maadi yang terletak di pinggiran ibu kota. Meski usianya sudah 50 tahun, pria tersebut mengaku baru kali ini bisa menggunakan hak pilih. Maklum, pada era Mubarak, pemilu tak diselenggarakan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Kemarin sebagian pemilih mengajak anak-anak mereka ke TPS. Mereka sengaja melakukan itu untuk mengenalkan demokrasi sejak dini kepada anak-anak tersebut. Pada pemilu legislatif putaran pertama kemarin, warga tak hanya memilih partai. Melalui kertas suara, para pemilih juga wajib memilih calon legislatif untuk wilayah masing-masing.
KAIRO - Untuk kali pertama pasca pemerintahan Hosni Mubarak, Mesir menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) legislatif. Kemarin (28/11) sekitar 17
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer