Pemilukada Mahal Dianggap Penyebab Kada Korupsi
Senin, 08 April 2013 – 19:35 WIB
Fenomena ini memang sesuatu yang tidak masuk akal karena disaat seseorang mau maju dalam pilkada sudah terbebani dengan biaya cukup tinggi minimal setengah miliar rupiah. "Padahal, jika gaji selama lima tahun sebagai kepala daerah ditabung pasti tidak akan pernah tertutupi," ungkapnya.
Baca Juga:
Selain itu, Hajriyanto juga mencemaskan menjamurnya budaya politik plutokrasi, dimana Parpol hanya akan memilih orang-orang kaya yang diusung dalam Pemilukada.
"Parpol dalam memajukan calonnya yang dilihat pertama kali adalah soal kemampuan logistiknya. Kemampuan lainnya, seperti visi dan misi serta integritas dan rekam jejak menjadi nomor sekian," tegas dia.
Satu-satunya cara untuk menghentikan praktek Pemilukada berbiaya tinggi harus lewat regulasi misalnya membatasi belanja iklan konstestan dan menentukan wilayah-wilayah publik yang boleh digunakan sebagai ajang kampanye, saran dia.
JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hajriyanto Y Tohari mengatakan semua persoalan hukum yang saat ini menjerat kepala daerah
BERITA TERKAIT
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan