Peminat Sekolah Swasta Merosot Drastis
Minggu, 17 Juli 2011 – 01:26 WIB
Sementara itu, sekolah-sekolah favorit menerima siswa melebihi kuota berdasarkan petunjuk teknis (juknis) PPDB. Seperti SMAN 2 Mataram, yang seharusnya menerima 256 siswa yang terbagi dalam delapan kelas, menerima 384 siswa atau 12 kelas. Begitu pula SMAN 7 Mataram yang menerima 224 siswa yang terbagi menjadi tujuh kelas. Namun adanya BL membuat jumlah siswa membengkak sampai 13 kelas atau kurang lebih 416 siswa.
Baca Juga:
"Kalau dibilang karena mutu dan kualitas, kami tidak sepakat. Dari sisi kelulusan saat UN pun tidak kalah. Ini yang nantinya ingin kita sampaikan kepada pemerintah,’’ tambah Muhiddin.
Sementara itu Ketua DPRD Kota Mataram Muhamad Zaini mengungkapkan, memang masalah BL ini menjadi dilema tersendiri. Di satu sisi, Kota Mataram telah menerapkan wajib belajar (wajar) 12 tahun, sehingga kewajiban semua sekolah menerima siswa. Di sisi lain, masyarakat masih memandang sebelah mata sekolah swasta. Ini tak lepas dari mutu pendidikan maupun bangunan sekolah. ‘’Menjadi kewajiban semua sekolah negeri untuk menerima. Apalagi ada sejumlah anak yang tak mau sekolah selain di sekolah negeri,’’ katanya.
Politisi Partai Demokrat ini menegaskan, sistem PPDB online yang diberlakukan di Kota Mataram memang sudah bagus. Tapi akibat adanya BL yang kurang sesuai dengan hajat awalnya, memunculkan persoalan tersendiri. ‘’Stigma masyarakat dari tahun ke tahun, saat PPDB selalu menyerbu sekolah favorit,’’ tambahnya. (feb/awa/jpnn)
MATARAM - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online dan program Bina Lingkungan (BL) membuat sekolah-sekolah swasta di Kota Mataram menjerit. Persoalan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Achieva Edu, Platform Lead Generation AI Pertama untuk Sektor Pendidikan
- Antisipasi Kendala, Kadisdik Palembang Pantau Pelaksanaan ANBK
- Lumina Testing Service, Platform Penilaian Pendidikan Berbasis Data
- Algorithmics Kenalkan Pembelajaran Pemrograman untuk Mengatasi Kecanduan Gadget
- Ujian Nasional Kembali Digelar? Pakar Pendidikan Komentar Begini
- Pernyataan Terbaru Wakil Mendikdasmen soal Kesejahteraan Guru Honorer