Peminat Sekolah Swasta Merosot Drastis

Peminat Sekolah Swasta Merosot Drastis
Peminat Sekolah Swasta Merosot Drastis
Sementara itu, sekolah-sekolah favorit menerima siswa melebihi kuota berdasarkan petunjuk teknis (juknis) PPDB. Seperti SMAN 2 Mataram, yang seharusnya menerima 256 siswa yang terbagi dalam  delapan kelas, menerima 384 siswa atau 12 kelas. Begitu pula SMAN 7 Mataram yang menerima 224 siswa yang terbagi menjadi tujuh kelas. Namun adanya BL membuat jumlah siswa membengkak sampai 13 kelas atau kurang lebih 416 siswa.

"Kalau dibilang karena mutu dan kualitas, kami tidak sepakat. Dari sisi kelulusan saat UN pun tidak kalah. Ini yang nantinya ingin kita sampaikan kepada pemerintah,’’ tambah Muhiddin.

Sementara itu Ketua DPRD Kota Mataram  Muhamad Zaini mengungkapkan, memang masalah BL ini menjadi dilema tersendiri. Di satu sisi, Kota Mataram telah menerapkan wajib belajar (wajar) 12 tahun, sehingga kewajiban semua sekolah menerima siswa. Di sisi lain, masyarakat masih memandang sebelah mata sekolah swasta. Ini tak lepas dari mutu pendidikan maupun bangunan sekolah. ‘’Menjadi kewajiban semua sekolah negeri untuk menerima. Apalagi ada sejumlah anak yang tak mau sekolah selain di sekolah negeri,’’ katanya.

Politisi Partai Demokrat ini menegaskan, sistem PPDB online  yang diberlakukan di Kota Mataram memang sudah bagus. Tapi akibat adanya BL yang kurang sesuai dengan hajat awalnya, memunculkan persoalan tersendiri. ‘’Stigma masyarakat dari tahun ke tahun, saat PPDB selalu menyerbu sekolah favorit,’’ tambahnya. (feb/awa/jpnn)

MATARAM - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online dan program Bina Lingkungan (BL) membuat sekolah-sekolah swasta di Kota Mataram menjerit. Persoalan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News