Pemira Bisa Jadi Cara Efektif Dongkrak Suara

Pemira Bisa Jadi Cara Efektif Dongkrak Suara
Pemira Bisa Jadi Cara Efektif Dongkrak Suara

jpnn.com - JAKARTA - Kasus suap kuota impor daging sapi dan isu poligami disebut-sebut bakal menggerus suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada pemilu legislatif (pileg) 9 April nanti. Namun, pengamat politik Yunarto Wijaya justru menganggap PKS masih punya kesempatan untuk meraup suara dengan memanfaatkan Pemilihan Raya (Pemira) sebagai cara untuk mendongkrak suara partai yang masuk lima besar peraih suara terbanyak pada Pemilu 2009 itu.

Menurut Yunarto, PKS bisa membangun citra lagi lewat Pemira untuk mengusung calon presiden (capres) yang bersih dan tidak kontroversial. "Pemira diharapkan tidak sekadar jalan pintas untuk menaikkan kembali citra PKS. Akan lebih bermanfaat bila kelak, PKS mau menyodorkan calon presiden yang menarik perhatian publik," kata Yunarto kepada wartawan, Jumat (24/1).

Pengamat politik yang memimpin lembaga studi Charta Politika itu mengingatkan, pileg mendatang akan menjadi ajang pengadilan bagi partai-partai yang dianggap mengingkari amanat rakyat. Yunarto pun meyakini para elit di PKS juga menyadari hal itu.

Lebih lanjut Yunarto mengatakan, slogan "bersih dan peduli" yang diusung PKS pada Pemilu 2004 dan 2009 terbukti mampu mengangkat partai yang sebelumnya bernama Partai Keadilan itu. Namun, lanjutnya, kasus Luthfi Hasan Ishaaq yang ditangkap KPK dan terseret-seretnya kader PKS lainnya dalam kasus suap kuota impor sapi membuat citra partai yang kini dipimpin Anis Matta itu anjlok.

Karenanya Yunarto menyarankan PKS untuk mempromosikan kader-kadernya yang bersih, sederhana dan mumpuni. "Penyelenggaraan pemilu legislatif dan pemilu presiden merupakan tantangan sekaligus peluang bagi PKS untuk kembali meraih dukungan dari masyarakat," imbuh Yunarto.

Sebelumnya, PKS menjelang pergantian tahun lalu telah mengumumkan hasil Pemira. Nama Hidayat Nur Wahid menempati urutan teratas dari hasil Pemira yang digelar pada 29-30 November 2013 itu.

Di bawah Hidayat ada nama Anis Matta yang kini menjadi Presiden PKS. Selanjutnya, kader PKS yang juga Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menempati peringkat ketiga. Sedangkan Tifatul Sembiring di peringkat keempat dan Nur Mahmudi Ismail di peringkat kelima.

Namun, nama yang akan diusung sebagai capres PKS tetap tergantung pada keputusan Majelis Syura. Rencananya, akhir Januari ini Majelis Syura PKS akan mengambil keputusan atas lima nama hasil Pemira itu.(ara/jpnn)


JAKARTA - Kasus suap kuota impor daging sapi dan isu poligami disebut-sebut bakal menggerus suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada pemilu legislatif


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News