Pemisahan Pusat Pemerintahan Paling Realistis
Senin, 13 September 2010 – 16:17 WIB
JAKARTA - Opsi memisahkan pusat pemerintahan dari ibu kota negara dinilai menjadi pilihan paling realistis. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi mengatakan, pilihan tersebut lebih sederhana dan berbiaya murah.
"Ibu kota tetap disini, pemerintahan kayak model Malaysia. Itu lebih murah dan (nilai) historisnya tidak hilang kan," kata Gamawan.
Baca Juga:
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebutkan tiga opsi yang tengah ia pikirkan terkait ibu kota negara. Pertama, ibu kota tetap di Jakarta, dengan membenahi sarana transportasi. Kedua, memindahkan ibu kota negara ke kota lain yang sama sekali baru. Ketiga, ibu kota negara tetap di Jakarta, tapi pusat pemerintahan dibangun ke tempat lain. Opsi ketiga ini mirip dengan yang dilakukan Malaysia dengan membangun pusat baru pemerintahan di Putrajaya.
Gamawan mengatakan, saat ini tim kecil bentukan Presiden tengah mengkaji opsi-opsi terkait ibu kota negara. Diskusi akan dilakukan dengan berbagai pihak. "Ini kan beliau (Presiden) lempar (opsi), supaya semuanya mendiskusikan, (supaya) ada diskursus bangsa ini. Perguruan tinggi supaya memberikan reaksi. Mana yang lebih baik dari pilihan-pilihan itu. Beliau membuka ruang untuk diskusi," katanya.
JAKARTA - Opsi memisahkan pusat pemerintahan dari ibu kota negara dinilai menjadi pilihan paling realistis. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan
BERITA TERKAIT
- Koalisi BEM Banten Serukan Tolak Upaya Said Didu Mengadu Domba terkait PIK 2
- Teruntuk Jenderal Listyo Sigit, Anda Dicap Terlibat Merusak Demokrasi di Indonesia
- Kasus Korupsi di Kemenhub, KPK Menahan 3 Ketua Pokja Proyek DJKA
- Parcok Cawe-Cawe di Pilkada, Deddy PDIP Serukan Copot Jenderal Listyo
- KSAD Jenderal Maruli: Lulusan Seskoad Harus Mampu Mengemban Tugas Masa Depan
- Barang Hasil Penindakan di 3 Wilayah Ini Dimusnahkan Bea Cukai, Berikut Perinciannya