Pemkot Surabaya Minta Kembali Satwa KBS

Pemkot Surabaya Minta Kembali Satwa KBS
Pemkot Surabaya Minta Kembali Satwa KBS

Direktur Operasi KBS Liang Kaspe juga berkomentar atas kondisi satwa KBS di tempat pertukaran. “Saya heran juga melihat kondisinya. Mereka akan menyejahterakan atau membinasakan?” ungkapnya kemarin.

Yang membikin dia mengelus dada adalah kondisi gajah yang dirantai di Mirah Fantasia. Menurut Kaspe, agar perilakunya tidak merusak, gajah memang perlu dirantai, namun hanya saat malam. Ketika pagi, karena selalu didampingi penjaga, gajah harus dilepas. “Agar dia bisa exercise. Aturan konservasinya begitu,” terang dokter hewan senior itu.

Soal kambing gunung yang tidak lagi bisa memanjat, kata dia, naluri alamiahnya sebagai satwa juga akan lenyap sehingga perilakunya bisa berubah. Sebab, satwa yang hidup di kawasan Asia Tengah hingga Amerika tersebut biasanya memanjat batuan karang.

Menurut Liang, kondisi satwa di KBS jauh lebih baik jika dibandingkan di tempat pertukaran. Namun, yang terjadi, lanjut dia, pihaknya justru selalu dipojokkan. Bahkan disebut sebagai zoo of death. “Sekarang mana yang lebih baik?” ujarnya.

Dia menambahkan, bila ada pihak-pihak yang masih tidak puas dengan perjanjian itu, pengelola KBS akan meminta pihak yang menagih hewan yang belum dikirim menghubungi Ketua Harian Tim Pengelola Sementara Tonny Sumampau. ''Kalau ada yang mau tagih satwa, ya minta saja ke Pak Tonny,'' tegasnya.

Apakah KBS mau menagih satwa yang telah dikirim ke enam kebun binatang tersebut? Liang menyerahkan kepada pemkot. “Apa sikap pemkot, terserah saja,” ungkapnya. Yang pasti, lanjut dia, kebijakan yang diambil harus baik untuk kepentingan satwa itu. (git/c5/nw)

SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya terus memelototi perjanjian pertukaran satwa antara Kebun Binatang Surabaya (KBS) dan enam lembaga lain. Bila


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News