Pemkot Surakarta tidak Memilih Lockdown untuk Melawan Corona
jpnn.com, SURAKARTA - Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, memilih untuk karantina mandiri daripada opsi lockdown, sebagai langkah memerangi penyebaran pandemi COVID-19 ini.
"Saya tidak akan 'lockdown', hanya berharap masyarakat Kota Surakarta bahwa hukumnya wajib untuk waspada dan tidak keluar rumah sehingga untuk mengantisipasi penyebaran ini kami lebih mudah," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan sejauh ini sistem karantina mandiri yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Surakarta cukup efektif.
"Salah satu contoh, 75 orang yang kami karantina mandiri, penyebaran di kanan kirinya tidak muncul. Justru yang muncul yang pulang dari luar negeri semua, termasuk yang kemarin meninggal di Purwodiningratan," katanya.
Ia mengatakan indikator keberhasilan pada upaya karantina mandiri adalah jika di kanan kirinya tidak ada warga yang masuk ke rumah sakit.
"Pada karantina mandiri di Solo ini setiap dua hari sekali kami cek kesehatannya, dari Puskesmas ke sana, logistik kami kirim jangan sampai mereka keluar," katanya.
Sementara itu mengenai rapid test, pihaknya masih menunggu dari RS dr Moewardi. Ia berharap segera ada keputusan terkait rapid tes ini.
"Tetapi kalau rapid tes jangan seperti di Bekasi, (warga) dibawa ke lapangan. Mestinya jemput bola sehingga tidak terjadi pengumpulan massa," katanya.
Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, memilih untuk karantina mandiri daripada opsi lockdown, sebagai langkah memerangi penyebaran pandemi COVID-19 ini.
- 31 Tahun Vakum, Lokananta Records Bangkit Lagi
- Dispora Solo Dapat Alokasi Dana Hibah UEA Rp 55,1 Miliar
- Rakyat Solo Sesaki Jalanan Sambut Ganjar-Mahfud Hadiri Hajatan Rakyat
- Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di Benteng Vastenburg, TPN Sebut 100 Ribu Orang akan Hadir
- Di Solo Daging Anjing Jadi Santapan, Anak Buah Gibran Baru Sebatas Bikin Imbauan
- Laskar Umat Islam Surakarta Ajak Masyarakat Jaga Kondusivitas Selama Pemilu