Pemotongan Bantuan Luar Negeri Australia Dinilai Sebagai Tragedi
Kedua lembaga pengelola bantuan itu adalah World Vision dan Plan.
"Mereka harus membuat keputusan sulit: apakah harus membiayai program kesehatan atau pencegahan KDRT? Apakah harus memangkas program pendidikan atau air bersih?" kata Plibersek, yang juga merupakan wakil pemimpin oposisi di parlemen.
"Tidak tepat meminta seseorang untuk membuat keputusan seperti itu. Sebab, mereka orang lapangan yang melihat sendiri wajah orang-orang yang kesempatannya direnggutkan karena Australia, negara makmur menurut standar dunia, telah memunggungi mereka," kata politisi dari Dapil Sydney ini.
Karena itu, Plibersek mendesak pemerintah untuk memikirkan kembali langkah pemotongan anggaran bantuan luar negeri ini.
"Banyak komentar mengenai hal ini, misalnya dari perdana menteri yang menyebut pemotongan ini cukup memadai, atau dari Menlu yang menyalahkan Partai Buruh," jelas Plibersek.
Dia menambahkan, faktanya saat ini adalah pemerintahan Abbott merupakan pemerintahan dengan jumlah bantuan luar negeri paling kecil.
"Tidak ada yang bisa disalahkan, tidak ada pembenaran untuk itu," kata Tanya Plibersek.
Kantor Menlu Julie Bishop telah dihubungi untuk wawancara namun tidak bisa dimintai tanggapannya.
Juru bicara oposisi Australia urusan luar negeri Tanya Plibersek menyatakan langkah pemerintah memotong anggaran bantuan luar negeri sebagai sebuah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati