Pemprov DKI Jakarta Yakin Inflasi 2024 Masih Bisa Dikendalikan
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Setda DKI Mochamad Abbas menyebut pihaknya tetap berupaya mengendalikan harga pangan dan inflasi meski Jakarta tidak lagi berstatus ibu kota.
Menurutnya, terdapat sejumlah faktor yang membuat pergerakan inflasi masih di angka normal.
Hal tersebut diungkapkan dalam diskusi bertajuk Balkoters Talk: Jakarta Merawat Daya Beli, Mengendalikan Inflasi' di ruang wartawan, Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (28/3).
“Kontribusi ekonomi Jakarta untuk nasional pada 2023 mencapai 16,77 persen, sedangkan kontribusi inflasi 20,47 persen, dan kontribusi investasi 11,70 persen,” kata Mochamad Abbas.
Dia memaparkan bahwa Jakarta merupakan pusat perputaran uang nasional, sekitar 70 persen uang beredar di Jakarta.
“Hal ini karena Jakarta merupakan pusat kegiatan ekonomi, bisnis dan keuangan di Indonesia," bebernya.
Selain itu, Mochamad Abbas menilai di Jakarta terdapat Bursa Efek Indonesia (BEI), kantor pusat perusahaan nasional dan multinasional, startup unicorn, dan decacorn.
Di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi global, menurutnya, perekonomian Jakarta pada 2023 tumbuh sebesar 4,96 persen.
Mochamad Abbas menyebut pihaknya tetap berupaya mengendalikan harga pangan dan inflasi meski Jakarta tak lagi berstatus ibu kota.
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Pemerintah Fokus Menjaga Aliran Investasi untuk Pembangunan Masa Depan
- Inflasi AS Melebihi Ekspektasi, Bitcoin Bertahan di Level Sebegini
- Ekonom Sebut Deflasi Perlu Segera Dikendalikan
- Mendagri Tito: Daya Beli Masyarakat tidak Menurun, tetapi Meningkat
- Airlangga Hartarto: Inflasi Indonesia Tetap Stabil Seiring Daya Beli Masyarakat Masih Terjaga