Pemprov DKI Masih Kekurangan Tenaga Medis Pasien Corona

jpnn.com, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta masih membutuhkan bantuan masyarakat bagi tenaga medis yang menangani pasien wabah Corona (COVID-19) antara lain alat pelindung diri (APD), masker, sarung tangan dan disinfektan.
Hingga Selasa (31/3) dukungan bantuan berupa pakaian, sarung tangan, disinfektan dan natura telah diterima dan akan disalurkan kepada tenaga medis yang membutuhkan.
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengapresiasi dan berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dalam penanganan COVID-19," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (1/4).
Adapun bantuan bagi tim medis yang diterima Pemprov DKI Jakarta berupa 350 potong pakaian dalam tim medis perempuan dan 160 potong pakaian dalam tim medis laki-laki dari Uniqlo.
Pemprov DKI juga mendapat bantuan peralatan medis berupa 4.000 pasang sarung yangan dari TFI Foods dan 500 pasang sarung tangan dari masyarakat.
Bantuan peralatan sterilisasi juga didapatkan dari masyarakat sebanyak 120 liter larutan desinfektan, 200 unit alkohol swab dan 10 liter alat cuci tangan (hand sanitizer).
Selain itu, Pemprov DKI juga mendapat dukungan natura berupa 2.100 kaleng susu kemasan dari PT Nestle Indonesia. (antara/jpnn)
Pemprov DKI membutuhkan bantuan bagi tenaga medis yang menangani pasien wabah Corona, salah satunya yakni APD.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- Pemprov DKI Berhemat Rp 1,5 Triliun Setelah Pangkas Biaya Perjalanan Dinas hingga FGD
- Transjakarta Dipastikan Beroperasi Normal Saat Pelantikan Kepala Daerah
- Isu COVID & Lab Wuhan Mencuat Lagi, China Gercep Membela Diri
- Warga Jakarta yang Mau Beli Elpiji 3 Kg Harus Pakai QRIS
- Pemprov DKI Klaim Tak Pernah Terjadi Kelangkaan LPG di Jakarta
- PSI Kritik Kenaikan Tarif Air Bersih, Akademisi Beri Penjelasan Begini