Pemprov Jateng Genjot Sosialisasi Penggunaan Kendaraan Listrik
Di samping itu, kata dia, menyiapkan tenaga terampil/terlatih melalui pendayagunaan sekolah vokasi dan SMK.
Diakui Nana, transisi penggunaan kendaraan BBM ke listrik, masih menghadapi sejumlah tantangan. Seperti biaya konversi yang masih dianggap mahal oleh masyarakat, titik-titik stasiun charging kendaraan, dan ketersediaan bengkel konversi yang tersertifikasi.
Oleh karena itu, lanjut dia, untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik perlu digenjot sosialisasi kepada masyarakat.
Di tempat yang sama, Raja Mangkunegara X Bhre Sudjiwo mengatakan sosialisasi memang masih perlu digencarkan.
Dia mencontohkan sebelumnya tidak mengetahui ada program dari Kementerian ESDM untuk mengkonversi kendaraan motor BBM ke listrik. Maka ketika mengetahuinya, dirinya pun bersedia mengkonversi motor BBM nya ke listrik.
"Sesuatu yang baru juga untuk saya sebetulnya. Tapi ternyata ini program yang sudah diinisiasi dari Kementerian ESDM dalam waktu yang cukup lama, dan ada subsidinya juga ternyata," ujar Gusti Bhre.
Keputusannya untuk bersedia mengkonvesi motor BBM-nya ke listrik, diharapkan bisa menjadi motivasi bagi masyarakat, agar melakukan langkah yang sama.
Menurutnya, setiap orang punya peran untuk menjaga lingkungan.
Hingga November 2023, populasi kendaraan listrik di Jawa Tengah (Jateng) hampir mencapai 3.500 unit.
- Pasar Mobil Listrik Premium Diprediksi Akan Lesu Pada 2025
- Hyundai Creta Listrik Bakal Melantai Bulan Ini, Desainnya Lebih Keren
- Wuling Zhiguang EV Menawarkan Aksesibilitas Lewat Pintu Geser
- CATL Merilis 2 Jenis Baterai EV, Jarak Tempuhnya 600 Km
- BMKG Minta Masyarakat Waspada Gelombang Tinggi di Selatan Jateng 1-4 Januari 2025
- Analis Memproyeksikan Penjualan Mobil Listrik Naik 30 Persen Pada 2025