Pemuda Katolik: DK PBB Harus Memberi Sanksi Berat ke Myanmar
jpnn.com, JAKARTA - Pemuda Katolik meminta Pemerintah RI untuk mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk segera melakukan sesuatu agar siklus kekerasan dan tragedi kemanusiaan di Myanmar bisa segera berakhir.
“DK PBB dapat memberikan sanksi berat terhadap Myanmar. Sebagai anggota dari PBB, resolusi atau keputusan dari DK PBB mengikat bagi Myanmar. Kegagalan untuk mengikuti Resolusi DK PBB dapat berakibat intervensi militer terhadap Myanmar,” kata Wakil Sekjen Bidang Hubungan Kerja Sama Luar Negeri Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Alfonsus B. Say di Jakarta, Senin (4/9).
Menurut Alfons, kekerasan terhadap warga Rohingya harus segera dihentikan. Tindakan tersebut merupakan tragedi kemanusiaan bukan masalah agama.
Pada kesempatan itu, Alfons juga mengapresiasi kepada Presiden Jokowi yang telah mengirimkan Menteri Luar Negeri ke Myanmar untuk melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait di sana untuk menciptakan kedamaian di Myanmar.
“Kepada Pemerintah Indonesia, kami mengimbau untuk dapat menggalang dunia internasional melakukan intervensi kemanusiaan seperti sebelumnya pasukan internasional diturunkan untuk melakukan intervensi kemanusiaan di Libya dan Kosovo,” katanya.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich
- Pengakuan Imigran Rohingya: Bayar Rp 32 Juta untuk Naik Kapal ke Indonesia
- Stefanus Gusma Terpilih Kembali Jadi Ketum PP Pemuda Katolik
- Israel Serang Pasukan Perdamaian di Lebanon, Sukamta DPR: DK PBB Harus Beri Sanksi Keras
- Wapres Ma'ruf Minta DK PBB Sikapi Serangan Israel ke UNIFIL
- Dari Papua, Asta Ivo BS Meliala Deklarasikan Siap Maju Jadi Caketum Pemuda Katolik, Komda & Komcab Beri Dukungan
- Sorak-Sorai Puluhan Ribu Umat Katolik Menunggu Paus Fransiskus di GBK