Pemuda Muhammadiyah: Menghancurkan KPK Berarti Melawan Kami

jpnn.com - JAKARTA - DPP Pemuda Muhammadiyah dan sejumlah tokoh masyarakat menggelar deklarasi 'Berjamaah Lawan Korupsi' di halaman gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Minggu (8/2). Dalam deklarasi itu, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Danil Anzar Simanjuntak mengajak semua kalangan masyarakat untuk berjamaah melawan korupsi dan mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Kita harus siap berjamaah melawan korupsi. Bila koruptor saja bisa berjamaah, kenapa kita tidak bisa berjamaah lawan korupsi," kata Danil dalam sambutannya.
Selain mendeklarasikan dukungan tersebut, kata Danil, pihaknya juga mendirikan madrasah antikorupsi. Madrasah antikorupsi yang di luncurkan hari ini, menurutnya, tidak hanya melatih anak muda anti korupsi, tetapi juga sebagai kelompok perlawanan terhadap korupsi. Ini dilaksanakan dengan menggandeng Indonesia Corruption Watch (ICW).
"Kami melawan kriminalisasi terhadap pimpinan KPK. Pemuda dan jamaah Muhammadiyah terus mendukung KPK. Menghancurkan KPK berarti melawan pemberantasan korupsi, itu berarti akan melawan kami," tegasnya.
Sementara itu, Koordinator Indonesian Corruption Watch (ICW) Ade Irawan menambahkan, para jamaah koruptor kini telah merajalela. Oleh karena itu, ia berharap para pemuda Muhammadiyah bersatu untuk melawan kriminalisasi terhadap pimpinan KPK.
"Kami bersama pemuda Muhammadiyah dan rakyat siap menjadi jamaah KPK dalam memberantas korupsi," tegas Ade. (flo/jpnn)
JAKARTA - DPP Pemuda Muhammadiyah dan sejumlah tokoh masyarakat menggelar deklarasi 'Berjamaah Lawan Korupsi' di halaman gedung PP Muhammadiyah,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Prabowo Membawa Parsel Berisi Barang Kesukaan Megawati
- Lucky Hakim Tak Dapat Izin Menteri saat Pelesiran ke Jepang, Wamendagri Bilang Begini
- Korupsi PON Papua: Ratusan Saksi Diperiksa, Rp 22 M Berhasil Diselamatkan
- Begini Tanggapan Jokowi Soal Pertemuan Prabowo & Megawati
- Sidang Parlemen Dunia, Jazuli Juwaini: RI Terus Berjuang Dukung Kemerdekaan Palestina
- Prabowo Nilai TKDN Saat Ini Terlalu Dipaksakan, Investor Tak Melirik