Pemuda Muslim Indonesia Melihat Perbedaan Islam di Australia
Sementara Shaffira mengatakan pencampuran beragam identitas membentuk sebuah pribadi yang unik.
"Mereka mengedepankan identitas Muslim yang kuat, karena mungkin secara nasionalisme kurang kuat dibandingkan dengan identitas Muslimnya yang lebih menonjol," ujarnya
"Yang berkesan bagi saya, perempuan-perempuan ini sejak kecil sudah dididik berani berbicara, pintar, karena mereka memang dibentuk untuk menjadi suara bagi komunitas Muslim yang minoritas."
Photo: (Kiri ke kanan) Syahruddin dan Syahrul didampingi Rowan Gould dari Muslim Exchange Program saat berbincang di kantor ABC Melbourne. (ABC News, Erwin Renaldi)
Tantangan jadi minoritas
Tapi Firoh menilai memiliki identitas budaya dari negara lain membuat setiap individu menghadapi tantangan yang berbeda dalam waktu bersamaan.
"Di satu sisi mereka terbentur saat berhubungan dengan komunitas negara asalnya yang mengusung perspektif Islam tradisional dan di sisi lain ia juga menjadi komunitas minoritas yang juga menjadi korban Islamophobia," jelasnya.
Firoh menganggap komunitas Muslim di Australia hebat dan lebih kuat karena perlu memperjuangkan lebih identitas Muslimnya dibanding di Indonesia.
Ia juga mengaku telah mempelajari soal kebebasan beragama di Australia dan bagaiman bisa mengimplementasikannya di Indonesia dalam memperlakukan minoritas.
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air
- Sejumlah Berita dari Indonesia yang Menarik Perhatian Australia di 2024
- Universitas Australia Akan Jadi yang Pertama Gunakan AI di Asia Pasifik
- Dunia Hari Ini: Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh Kemungkinan Ditembak Rusia