Pemuda Muslim Indonesia Melihat Perbedaan Islam di Australia

Pemuda Muslim Indonesia Melihat Perbedaan Islam di Australia
Pemuda Muslim Indonesia Melihat Perbedaan Islam di Australia

Firoh berpendapat perempuan Muslim di Australia menghadapi tantangan tersendiri saat komunitas dari negara asalnya memandang dan memposisikan diri mereka sebagai perempuan di negara barat.

Soal radikalisme Islam di Indonesia

Pemuda Muslim Indonesia Melihat Perbedaan Islam di Australia Photo: Masjid milik Australian Islamic Centre adalah masjid terbaru di Melbourne yang berlokasi di kawasan Newport. (ABC News, Erwin Renaldi)

Para peserta pertukaran pemuda Muslim juga dimintai pendapatnya soal Islam radikal di Indonesia yang baru-baru ini menjadi sorotan media di sejumlah negara.

Akhir bulan April lalu, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengatakan hampir 40 persen mahasiswa di Indonesia terpapar ajaran radikalisme.

Survei soal radikalisme pernah dilakukan juga oleh beberapa lembaga kajian lainnya, seperti Wahid Foundation, Mata Air Foundation, dan Alvara Research Centre.

Menurut Syahrul, yang juga aktif berorganisasi bersama Dewan Kaderisasi Muhammadiyah, radikalisme di Indonesia sangat sulit untuk mengukur bentuknya.

"Tapi secara ideologi, radikal dan ekstrimisme di Indonesia tidak hanya tumbuh di kalangan mahasiswa, tapi juga di kalangan pelajar SMP dan SMA," ujarnya.

"Bibit radikalisme mulai tumbuh, misalnya hal yang sederhana, di beberapa sekolah mereka mendapat arahan dari guru atau temannys sendiri untuk membenci etnis atau agama lain."

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News