Pemuda Subang Diharap Jaga Kerukunan
jpnn.com, SUBANG - Ratusan pemuda lintas agama mengikuti kegiatan Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) yang dipusatkan di Aula Pemkab Subang, Jawa Barat, Senin (27/11).
Dalam kegiatan GPMKS yang menjadi Rangkaian Kirab Pemuda 2017 ini, juga dilakukan deklarasi damai pemuda antar umat beragama.
Selain dihadiri perwakilan pejabat Kemenpora dan Pemkab Subang, kegiatan ini juga dihadiri, para pemuka agama dari berbagai agama.
Dalam kegiatan GPMKS yang mengusung tema Untuk Persatuan Indonesia ini, para pemuda duduk berdampingan membacakan kitab suci agama masing-masing secara bergantian.
Kegiatan ini diharapkan jadi momentum agar para pemuda lintas agama di Kabupaten Subang hidup rukun saling berdampingan meskipun berbeda agama.
Kepala Bidang Kreatifitas Kepemudaan Kemenpora, Yudistira mengatakan bahwa Indonesia bisa bersatu terutama karena peran tokoh agama. Mereka mengesampingkan perbedaan agama, suku, dan ras demi persatuan dan kemerdekaan.
“Indonesia bersatu karena kekuatan agama. Kita melawan penjajah waktu itu dengan kekuatan agama,” ungkapnya. "Negara mana yang seperti Indonesia, budayanya kaya, bahasanya ribuan, punya alam yang indah, masyarakatnya ramah dan disenangi banyak orang," bebernya.
Dia menegaskan, kegiatan GPMKS sangat penting untuk membekali para pemuda agar bisa hidup berdampingan meskipun berbeda agama. Persatuan Indonesia harus dijaga oleh para pemuda sesuai dengan agamanya masing-masing.
Ratusan pemuda lintas agama mengikuti kegiatan Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) yang dipusatkan di Aula Pemkab Subang, Jawa Barat, Senin (27/11).
- Survei Polling Institute: PDI-P Berpotensi Keok di Jabar XI
- Calon PDIP Kalah di SMS, Yoshua: Efek Maruarar Sirait Pindah ke Gerindra
- Kronologis Kecelakaan Truk Maut di Subang, 2 Orang Tewas di Tempat
- Kronologi Oknum Perwira Polisi Mengacak-acak TKP Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
- Upaya Perlawanan Yosep Hidayah Divonis 20 Tahun Penjara, Serahkan Memori Kasasi ke PN Subang
- Divonis 20 Tahun Penjara, Yosep Hidayah Menentang Putusan Hakim, Merasa Jadi Kambing Hitam