PENA 98 Tolak Capres Pelanggar HAM dan Pelaku Politik Identitas, Sebut 2 Nama Beken
jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan Nasional Aktivis (PENA) 98 menolak sosok calon presiden (capres) yang diduga terlibat dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada masa lalu.
"Kami tidak mendukung calon presiden maupun wakil presiden yang melakukan pelanggar HAM di masa lalu," kata eks POSPERRA Bali Oktaviansyah dalam konferensi pers di kantor PENA 98 di Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat, Kamis (4/5).
Dia kemudian menyinggung nama Prabowo Subianto yang dianggap terlibat dalam kejahatan HAM masa lalu pada 1998.
Sebab, lanjutnya, hasil sidang Dewan Kehormatan Perwira (DKP) mengungkap Prabowo diduga terlibat dalam penculikan aktivis 1998.
"Itu sudah cukup menjadi sebuah acuan bagi kami kami tidak menginginkan capres yang terlibat dalam pelanggaran HAM," kata Oktaviansyah.
Selain itu, katanya, PENA 98 juga menolak capres yang melakukan politik identitas demi mendapatkan kekuasaan.
Dia kemudian menyebut nama Anies Baswedan menjadi sosok yang menggunakan politik identitas pada Pilgub DKI Jakarta 2017.
"Pelaku politik indentitas saat itu yang kami tengarai sangat dekat dengan isu tersebut ialah Anies Baswedan, karena itu kami juga menolak Anies Baswedan," ujarnya.
PENA 98 menolak sosok capres pelanggar HAM dan pelaku politik identitas. Dua nama disebut. Ini sosoknya.
- Gandeng BRIN, Mendes Yandri Yakin Sukses Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia
- Puluhan Tahun Bereng Prabowo, AKA Yakin Programnya Bersama Ahmad Ali Akan Terealisasi
- Jadi Pilihan Prabowo, Ahmad Ali-AKA Menyambut Kemenangan Besar di Pilkada Sulteng
- Laut China Selatan, Teledor Atau Terjerat Calo Kekuasaan
- Prabowo Bakal Suntik Mati Operasional PLTU dalam 15 Tahun
- Eddy Soeparno Dukung Diplomasi Prabowo Membangun Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim