Penambahan Aparat Dan Blokir Internet Tak Akan Pulihkan Papua

Permasalahan berikutnya adalah pemblokiran internet dan beberapa akses komunikasi.
"(Langkah) itu justru menambah kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan yang diambil oleh Pemerintah pusat."
Peneliti bidang sosial ini menyadari bahwa di satu sisi, pemblokiran internet ini berusaha untuk menangkal hoaks tapi di sisi lain, dampaknya adalah makin menambah kekecewaan masyarakat di tingkat akar rumput.
"Dan ini yang bisa dieksploitasi," sebut Cahyo.
Ia menegaskan Pemerintah Indonesia harus jeli membaca situasi dan menghentikan cara lama karena ia mendeteksi adanya fenomena untuk menaikkan tensi di Papua dan fenomena untuk memanfaatkan ketidakpuasan masyarakat di sana ke level yang lebih tinggi.
"Jadi yang kita tangkap itu gejala. Gejala untuk menaikkan ketidakpuasan menjadi sebuah ketegangan, menjadi sebuah konflik."
"Dan ini saya melihat di Jayapura, ada fenomena untuk menggeser dari konflik yang bersifat vertikal antara negara dengan orang Papua menjadi konflik yang bersifat horizontal."
Simak informasi terkini lainnya dari Indonesia dan dunia di ABC Indonesia dan bergabunglah dengan komunitas kami di Facebook.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia