Penambang Pasir Nekat Dekati Merapi
Jumat, 12 November 2010 – 06:00 WIB
Mereka sadar bahwa risiko menambang pasir cukup tinggi. Selain itu, naiknya harga ini juga karena tidak beroperasinya alat berat seperti back hoe. "Ini rezeki kami Mas (penambang manual), kalau ada back hoe ya harganya lebih murah," kata penambang lain, Haryono, 51, warga Ampel.
Dia menjelaskan, harga satu truk pasir mencapai Rp 800 ribu. Padahal, sebelum erupsi Merapi, harga pasir masih di kisaran Rp 600 - 700 ribu per truk. Meski harga naik, namun kenyataannya masih banyak yang mencari. "Sekarang ini memang sulit untuk mencari pasir. Jadi kalau harganya naik juga tidak apa-apa," tuturnya.
Kenekatan warga itu membuat Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PV-MBG) Surono kesal. Sebab, meski kondisi Merapi sudah mulai turun, namun status awas level empat masih diberlakukan. "Ancaman letusan Merapi masih cukup tinggi. Sekarang masih beraktivitas skala sedang. Kondisi ini masih berbahaya," kata Surono tadi malam (11/11).
Bila dilihat secara visual dari pos pengamatan, suara gemuruh masih terdengar, namun dengan intensitas lemah. Intensitas sedang ini masih berdampak pada hujan abu vulkanik yang mengarah ke barat dan barat daya. Hujan abu ini terjadi di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, dan wilayah Magelang.
BOYOLALI - Status awas Gunung Merapi masih berlaku, awan panas pun masih terus muncul, namun kondisi ini tak membuat para penambang pasir di Kecamatan
BERITA TERKAIT
- Harimau Sumatra Memangsa Ternak Milik Warga di Pesisir Barat Lampung
- Selamat, Pemprov Jateng Raih 3 Penghargaan Pengelolaan Keuangan Daerah
- Gereja Katolik Santo Fransiskus Asisi Singkawang Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya
- Ada Potensi Bencana Akhir Tahun, Basarnas Menyimulasikan Gedung-Gedung di Jakarta Runtuh
- Rampok Berpistol Ditangkap di Musi Rawas, Begini Kronologinya
- Penganiayaan Dokter Koas, Ini Alasan Polisi Periksa Lady Aurellia dan Ibunya di Polsek, Oalah