Penampakan Bungker Peninggalan Militer Jepang

jpnn.com, BANDA ACEH - Guna menarik kunjungan wisatawan ke Kabupaten Simeulue, Aceh, dinas pariwisata setempat akan mengembangkan bungker peninggalan perang dunia kedua oleh militer Jepang sebagai objek wisata.
Kepala Dinas Pariwisata Simeulue Asmanuddin mengatakan pihaknya sudah memugar sejumlah bungker untuk dijadikan objek wisata sejarah di Pulau Simeulue.
"Beberapa bungker telah kami pugar dan jadikan lokasi wisata. Termasuk memasukkannya dalam buku panduan objek wisata yang bisa dikunjungi di Simeulue," kata Asmanuddin di Simeulue, Jumat.
Dia mengatakan bungker peninggalan Jepang yang biasa disebut korok-korok oleh warga Simeulue ada di beberapa lokasi. Seperti di Desa Labuan Bakti, Desa Labuan Bajau, Desa Sua-Sua.
Kemudian, Desa Hulu Sua-Sua, Desa Kampung Aie, Desa Araban, Desa Babang, Desa Lugu, Desa Suak Baru, Desa Gunung Menggek, Desa Naibos, dan Desa Malasin.
Hanya saja, kata Asmanuddin, karena keterbatasan anggaran masih banyak bungker Jepang Simeulue belum bisa dipugar dan saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Selain keterbatasan anggaran, kata Asmanuddin, pemugaran bungker peninggalan Jepang juga terkendala lokasinya masuk dalam lahan milik warga.
"Beberapa bungker dalam kondisi rusak berat dan tidak terawat. Bungker ini merupakan sejarah keberadaan militer Jepang di masa perang dunia kedua puluhan tahun silam," kata Asmanuddin.
Bungker peninggalan militer Jepang sudah ada sejak puluhan tahun silam beberapa masuk di dalam lahan milik warga.
- Terdakwa Korupsi Dana Desa Dituntut 5,6 Tahun Penjara
- Kementan Bersama NCA dan UGM Menggelar Konsultasi Bekerja di Pertanian Jepang
- Krisis Pangan Global Mulai Terjadi, Bagaimana Status Indonesia?
- Mentrans Iftitah Harap Jepang Berinvestasi di Kawasan Transmigrasi
- RUU TNI Dinilai Mengancam Kebebasan, Demokrasi, hingga Negara Hukum
- Belajar dari Jepang, Program MBG Perlu Kolaborasi Semua Pihak