Penanganan Bahaya Karhutla dan Covid-19 Harus Berfokus Pada Mitigasi
jpnn.com, JAKARTA - Bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali mengancam dan kali ini datang bersamaan dengan pandemi virus corona (covid-19).
“Menghadapi karhutla tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena kita menghadapi pandemi Covid-19 juga,” kata Kepala BNPB Doni Monardo dalam Katadata Forum Virtual Series bertajuk Ancaman Karhutla dan Covid-19 di Masa Pandemi, Kamis (13/8).
Dia menambahkan, perlu ada upaya lebih serius dan optimal untuk menyampaikan ke seluruh lapisan masyarakat.
“Jangan ada yang membiarkan terjadinya kebakaran,” sambung Doni.
Doni menjelaskan, fokus BNPB tahun ini akan lebih banyak turun langsung ke unsur-unsur masyarakat untuk mencegah terjadinya karhutla.
“Pencegahan merupakan langkah terbaik,” kata dia.
Merujuk Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, Doni menjabarkan ada tiga langkah preventif yang akan didorong.
Pertama, mengembalikan kodrat gambut yang basah, berair, dan berawa. Kedua, mengubah perilaku agar masyarakat mengintervensi pihak yang berupaya membakar lahan untuk membuka lahan.
Bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali mengancam dan kali ini datang bersamaan dengan pandemi virus corona (covid-19).
- Warga Indonesia di Los Angeles Harus Mengungsi Akibat Kebakaran
- Kebakaran Hutan di California Sudah Renggut 24 Nyawa
- 629 Karhutla Terjadi di Indonesia Sepanjang 2024
- KLHK Optimalkan Upaya Pengendalian Karhutla
- 6 Helikopter Dikerahkan untuk Pemadaman Karhutla di OKI dan OKU Timur
- BNPB Inisiasi Operasi Modifikasi Cuaca di NTB Antisipasi Kekeringan & Karhutla