Penanganan Kasus Pembunuhan Khashoggi Pulihkan Reputasi Erdogan
Pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, tampaknya, telah menurunkan reputasi dua pemimpin dunia dan sebaliknya, menghidupkan kembali reputasi seorang pemimpin lainnya.
Reputasi Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman jelas dirusak oleh kematian Khashoggi.
Meskipun tampaknya Raja Salman tak akan mempreteli kewenangan Pangeran Muhammad, namun citranya sebagai seorang reformis muda yang dinamis sirna selamanya.
Perlu bertahun-tahun sebelum ada pemimpin dunia yang perduli citra dirinya, yang akan berada di dekat sang pangeran dalam foto bersama.
Presiden Trump misalnya, akan berpikir dua kali untuk mengundangnya kembali ke Gedung Putih. Kedekatan Trump dengan Pangeran Muhammad telah merusak reputasi Presiden AS itu juga.
Dia terlihat ragu-ragu mengkritik Arab Saudi dalam kasus ini. Trump bahkan tampak mendukung klaim Arab Saudi bahwa "agen-agen jahat" bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi.
Pernyataan Trump bahwa dia tak akan menangguhkan atau meningkatkan perjanjian senjata AS-Arab Saudi bukan sekadar menunjukkan posisi moral yang lemah.
Hal itu malah melemahkan kemampuan Trump memaksakan sesuatu yang positif dari Arab Saudi, seperti pengakuan bersalah yang kredibel, atau pengungkapan lokasi mayat Khashoggi.
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Minta Lebih Diperhatikan
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter