Penangkap Buaya Australia Belum Menyerah Selamatkan Bos Besar Sungai Palu

Siapa saja yang berhasil menangkap buaya itu dan membebaskannya dari jeratan ban akan mendapatkan hadiah uang.
Belakangan pihak berwenang menyadari bahwa sayembara itu merupakan kekeliruan fatal karena berpotensi mendatangkan bahaya bagi para amatiran yang oportunis.
Tapi Matt dan Chris mengatakan kedatangan mereka bukan untuk mengejar imbalan apa pun.
Mereka meninggalkan Kota Darwin menuju Palu, dengan transit di Jakarta, dengan biaya sendiri.
Namun maraknya perhatian publik dan media turut menggagalkan misi penyelamatan pertama. Pasalnya, setiap tim penyelamat beraksi banyak disaksikan dan dikerumuni warga di sepanjang tepi sungai. Mereka juga bertepuk tangan dan riuh dengan memberikan komentar.
Di tengah hiruk-pikuk itu, "bos besar" yang menurut Matt cukup "cerdik" ini, tiba-tiba menghilang. Kemungkinan dia bergerak ke hilir sungai, menjauh dari lubang favoritnya yang telah dipasang perangkap.
Dalam masa dua bulan hingga upaya penangkapan tahap kedua dilakukan kembali bulan Mei nanti, Matt telah meminta rekan-rekannya di BKSDA untuk memantau kebiasaan si buaya.
Menurut Matt, buaya ini perlu diberi waktu untuk membangun kembali kepercayaan pada tim saat mendekatinya.
Penangkap buaya dan satwa liar dari Australia Utara Matt Wright menyebut buaya yang lehernya dililit ban di Sungai Palu sebagai bos besar
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia