Penantian D-dimer
Oleh Dahlan Iskan
Namun di darah yang tidak mengental pun bisa muncul 'cendol-cendol-kecil' itu. 'Cendol-cendol' itu ikut mengalir di dalam darah. Bisa menyumbat.
Saya bukan dokter. Maafkan kalau penggambaran itu salah. Anggap saja tulisan ini tidak ada.
'Cendol' yang ikut mengalir di dalam darah itulah yang berbahaya. Apalagi kalau jumlahnya banyak.
Ia bisa berhenti di jantung dan menyumbat saluran darah di jantung. Apalagi kalau 'cendol-cendol' lainnya ikut nimbrung di situ.
Kalau cendol itu berhenti di saluran darah di otak, terjadilah strok. Kalau berhenti di paru terjadilah sesak napas. Dalam hal Santoso tadi, 'cendol' itu berhenti di jantung.
Waktu saya boleh keluar dari RS Premier Surabaya lalu, D-dimer saya masih 1.130. Masih sangat tinggi dari normalnya, maksimum 500.
Pagi ini saya akan tes D-dimer lagi. Saya harus hati-hati. Jangan-jangan naik –meski harapan saya turun.
Sejak keluar dari rumah sakit itu saya terus minum obat Xarelto 15 mg. Satu kali satu hari. Itulah obat mengurai 'cendol'.