Pencandu Narkoba Perlu Dibantu, Bukan Dikucilkan atau Dianggap Sampah

Pencandu Narkoba Perlu Dibantu, Bukan Dikucilkan atau Dianggap Sampah
Seorang pelajar memperlihatkan poster ajakan milenial sehat tanpa narkoba saat berkampanye memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI), di Bundaran Digulis Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (26/6/2019). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/ama

jpnn.com, YOGYAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendorong peran keluarga dalam mendukung pemulihan para pengguna narkoba dengan mengakses sarana rehabilitasi di daerah itu.

Menurut Koordinator Bidang Rehabilitasi BNN DIY Windy Elfasari, keluarga memegang peranan penting untuk para pencandu bisa mengakses rehabilitasi.

"Memang biasanya mereka didorong keluarga supaya mencari rehabilitasi," kata Windy Elfasari di Yogyakarta, Minggu (24/7).

Dia menjelaskan prevalensi pengguna narkoba di DIY dengan mengacu penelitian yang dilakukan BNN secara periodik pada 2019 mencapai 2,30 persen, atau 18.082 orang dari total penduduk provinsi itu.

Untuk bisa pulih, kata Windy, para pencandu narkoba sejatinya membutuhkan dukungan dari masyarakat sekitar, khususnya keluarga.

Ia menilai tidak sedikit masyarakat yang hanya mengaitkan keberadaan pencandu narkoba dengan sanksi hukum, tanpa memikirkan bagaimana mereka terbebas dari jeratan barang haram itu.

"Mereka perlu dibantu untuk sembuh, bukan justru dikucilkan atau dianggap sampah," ucapnya.

Oleh karena itu, BNNP DIY terus menggencarkan edukasi kepada masyarakat atau keluarga melalui pembentukan tim intervensi berbasis masyarakat (IBM) di tingkat desa.

BNN Provinsi DIY berharap peran serta keluarga mendorong pencandu narkoba mau direhabilitasi agar pengguna narkotika terbebas dari barang haram itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News