Pencari Suaka Di Pulau Manus Raih Penghargaan Sastra Bergengsi Australia

Pencari suaka di Pulau Manus, Behrouz Boochani, memenangkan hadiah utama dari penghargaan sastra bergengsi dari Pemerintah negara bagian Victoria, Australia setelah penyelenggara membuat pengecualian untuk mengizinkan karyanya ikut dalam penjurian meski bukan penduduk atau warga negara Australia.
Novel karya Behrouz Boochani yang berjudul 'No Friend But the Mountains: Menulis dari Penjara Manus' memenangkan penghargaan sastra dengan nilai hadiah terbesar di Australia yakni sebesar $ 100.000 atau setara lebih dari Rp 1 miliar untuk Penghargaan Sastra Victoria.
Boochani juga berhak menerima tambahan hadiah sebesar $ 25.000 atau Rp 253 juta sebagai pemenang pertama dalam kategori non-fiksi.
Tapi Behrouz Boochani tidak hadir pada upacara penyerahan penghargaan tersebut. Jurnalis warga Kurdi-Iran itu tetap berada di Pulau Manus dan telah ditolak masuk ke Australia sejak penahanannya dimulai pada 2013.
Berbicara kepada The Guardian, dimana dia juga menjadi salah satu kolumnis di media tersebut, Behrouz Boochani menggambarkan menerima penghargaan dari negara yang membuatnya terpenjara selama enam tahun sebagai sebuah "perasaan paradoks".
"Sasaran utama [karya novel] saya adalah selalu untuk orang-orang di Australia dan di seluruh dunia agar mereka memahami secara mendalam bagaimana sistem ini telah menyiksa orang-orang tak bersalah di Pulau Manus dan Nauru secara sistematis selama hampir enam tahun," katanya kepada The Guardian Australia.
"Saya berharap penghargaan ini akan membawa lebih banyak perhatian pada situasi kami, dan menciptakan perubahan, dan mengakhiri kebijakan biadab ini."
Pusat Hukum Hak Asasi Manusia Australia mengunggah cuitan berisi ucapan selamat melalui akun twitter mereka kepada Boochani dan menyebut novelnya sebagai "sebuah kisah dari Australia bahwa sebagai bangsa kita tidak bisa dibanggakan, tetapi ini adalah kisah yang tidak bisa diabaikan".
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia