Pencari Suaka Di Pulau Manus Raih Penghargaan Sastra Bergengsi Australia

Mengetik dengan ponsel
Boochani menulis seluruh novelnya di telepon genggamnya dan mengirimkannya halaman demi halaman selama bertahun-tahun kepada penerjemah Omid Tofighian melalui Whatsapp.
Berbicara pada program ABC The World pada Kamis (31/1/2019) malam, Omid Tofighian mengatakan buku itu "menyampaikan penyiksaan sistematis yang ditimbulkan pada para pengungsi di penjara di Pulau Manus".
"Dia memadukan teknik yang berbeda secara bersama-sama dan genre yang berbeda," kata Tofighian.

"Saya menyebut gayanya sebagai sebuah anti-genre ... pada dasarnya mengevaluasi ulang dan bahkan mengkritik jenis konvensi yang terkait dengan genre-nya."
Omid Tofighian mengatakan penghargaan itu akan memberi Boochani suara yang lebih besar dalam berbicara atas nama sesama pencari suaka.
"Saya pikir orang akan menyikapi pendekatan filosofis, komentar politik dan analisis budayanya lebih serius," katanya.
Pusat pemrosesan regional di Pulau Manus ditutup pada 2017 tetapi 600 pengungsi masih tinggal di pulau itu.
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam