Pencemaran Nama Baik, Bos Rappler.com Maria Ressa Dijebloskan ke Penjara
jpnn.com, MANILA - Pimpinan media online Rappler.com, Maria Ressa dinyatakan bersalah melakukan pencemaran nama baik oleh sebuah pengadilan di Manila, Filipina, Senin (15/6). Kini jurnalis senior itu menghadapi ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara.
Ressa berurusan dengan hukum karena sebuah artikel yang terbit di Rappler pada 2012 lalu. Artikel tersebut mengaitkan seorang pengusaha dengan pembunuhan dan perdagangan manusia serta narkoba.
Hakim Rainelda Estacio-Montesa menilai Rappler tidak dapat mempertanggungjawabkan sumber dari artikel tersebut. Dia pun menegaskan bahwa kebebasan pers tak dapat dijadikan tameng dari hukum.
Ressa, yang membantah melakukan kesalahan, diizinkan mengajukan pembebasan dengan jaminan.
Kasus ini mendapat sorotan internasional karena dianggap mencerminkan kemunduran dalam kebebasan pers di Filipina. Apalagi Rappler adalah media yang sangat keras mengkritik pelanggaran HAM oleh Presiden Rodrigo Duterte.
Izin operasi Rappler sendiri sudah dibatalkan pada 2018 karena tuduhan pelanggaran kepemilikan asing. Media itu juga berurusan dengan kasus dugaan penggelapan pajak.
Para pengamat media menyebut tuduhan terhadap Ressa merupakan rekayasa dan bertujuan mengintimidasi mereka yang menentang aturan Duterte. (ant/dil/jpnn)
Pimpinan media online Rappler.com, Maria Ressa dinyatakan bersalah melakukan pencemaran nama baik oleh sebuah pengadilan di Manila, Filipina, Senin (15/6)
Redaktur & Reporter : Adil
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Tindaklanjuti Laporan Nikita Mirzani, Razman Siap Diperiksa Penyidik
- Razman Merasa Dizalimi Setelah jadi Tersangka Kasus Pencemaran Nama Baik Hotman Paris
- Irjen Krishna Murti Ungkap Jumlah WNI Operator Judi Online di Filipina, Mengejutkan