Pencopotan Baliho Ganjar Cederai Demokrasi, TPN Buka Pos Pengaduan
Todung mengatakan keterlibatan aparat untuk capres tertentu dan mendiskreditkan capres lain itu akan mendelegitimasi hasil pemilu.
“Kami tidak ingin masyarakat menjadi divided society atau masyarakat terpecah karena ini tidak baik bagi bangsa yang sedang menyambut Indonesia emas,” kata Todung.
Todung mengingatkan jika masyarakat terpecah terjadi, maka Indonesia mundur sangat jauh.
“Kalau ini terjadi akan membuat saya sedih melihat pemilu 2024. Apa kami akan biarkan bangsa ini mundur? Tidak,” ucap Todung.
Menurut Todung, hal yang tidak kalah penting dalam pelaksanaan pemilu dan pilpres 2024 adalah prosesnya. Harga mati proses pemilu tidak boleh dicampuri pihak penguasa.
“Kami sangat kesal dan marah, begitu banyak kejadian yang menciderai proses demokrasi,” kata Todung.
Todung menyebutkan dalam masa pemilu wajar apabila baliho capres dan cawapres ada di mana-mana. Namun sayangnya banyak baliho pasangan Ganjar-Mahfud yang diturunkan aparat kepolisian dan Babinsa serta Satpol PP. Namun di sisi lain ada baliho Prabowo-Gibran yang dibiarkan.
“Ini abuse of power oleh aparat. Apakah mereka mendapat perintah dari atas atau tidak, bagi saya itu tidak penting. Sebab mereka sebagai aparat hukum tidak boleh menciderai proses pemilu,” kata Todung.
Menurut Todung, saat ini sudah ada tanda-tanda aparatur negara menjadi alat untuk merusak demokrasi.
- Agustiar-Edy Siap Menjalankan Program Asta Cita Prabowo Demi Menyinkronkan Pembangunan Kalteng
- Kadin Munaslub Sebut Prabowo Akan Hadir di Rapimnas, Begini Tanggapan Kubu Arsjad
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo
- Begini Sikap Wakil DPR RI Ini soal Rencana PPN 12 Persen
- Anak Buah Prabowo Ini Sebut Ibu Kota Negara Masih DKI Jakarta
- Kemendagri Bikin Acara Identitas Kependudukan Digital Sejalan dengan Asta Cita Prabowo