Pendanaan LRT Masih di Awang-Awang

jpnn.com, JAKARTA - Asisten Deputi Pengembangan Usaha dan Privatisasi Kementerian BUMN Silvester Budi Agung menjelaskan, pendanaan light rail transit (LRT) Jabodetabek belum disetujui dalam RAPBN 2018.
Proyek kereta ringan Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Depok itu menelan dana Rp 27,5 triliun.
Komisi VI DPR sendiri menolak menyetujui penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp 3,6 triliun.
“Moga-moga tahun 2018 disetujui komisi VI," jelas Silvester, Minggu (5/11).
Adanya penyertaan PMN cukup penting buat proyek tersebut. Yakni untuk melakukan pembiayaan.
Selain PMN, lima bank disebut-sebut juga tertarik melakukan pembiayaan pinjaman sebesar 70 persen atau sekitar Rp 18-19 trilun.
Investor dari luar negeri dikabarkan juga tertarik bergabung dalam proyek itu.
Di sisi lain, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menjelaskan, secara aturan, proyek LRT Jabodebek tidak ada masalah.
Silvester Budi Agung menjelaskan, pendanaan light rail transit (LRT) Jabodetabek belum disetujui dalam RAPBN 2018.
- H-1 Lebaran, 21.641 Penumpang Naik dari Stasiun Daop 8 Surabaya
- Puncak Arus Mudik Diprediksi Terjadi Mulai Jumat sampai Minggu
- Perjalanan 18 Kereta Api Terlambat Akibat Genangan Air di Batang
- KAI Logistik Fasilitasi Pengiriman Sepeda Motor dengan Perlindungan Asuransi
- Hadapi Lonjakan Puncak Pengiriman, KAI Logistik Lakukan Berbagai Persiapan
- Dukung Kelancaran Arus Mudik Lebaran, KAI Jamin Distribusi BBM Aman & Tepat Waktu