Pendapat Pakde Karwo soal Polemik THR PNS
jpnn.com, SURABAYA - Gubernur Jatim Soekarwo urun pendapat terkait polemik pembayaran THR PNS di daerah. Pakde Karwo mengatakan, tidak bisa APBD tiba-tiba digeser untuk THR PNS.
Ditegaskan, setiap penggunaan uang negara harus melalui aturan yang ada. Jika pemkot/Pemkab tidak menganggarkan sejak awal pembahasan APBD, maka solusinya hanya satu.
“Bisanya hanya satu. Dia (kepala daerah, red) menulis surat kepada pimpinan dewan bahwa dia menggunakan anggaran mendahului dari perubahan anggaran,” ujar Pakde Karwo, Rabu (6/6).
Gubernur kelahiran Madiun itu melanjutkan, dalam hal penganggaran THR ini kepala daerah yang harus menginisiasi perubahan anggaran dalam APBD. Dengan berkirim surat kepada ketua DPRD, yang bermaksud mendahului sebelum perubahan anggaran.
“Ya kepala daerahnya yang ajukan. Tidak bisa (kalau kepala daerahnya tidak ajukan,Red),” jelasnya.
BACA JUGA: Berita Terbaru THR PNS: Ingat, tak Semua Daerah Kaya Raya
Sementara terkait penganggaran THR di Lingkungan Pemprov Jatim, Pakde Karwo mengaku bahwa tidak ada masalah mengenai beban fiskal ini. Diungkapkannya bahwa anggaran terkait THR sudah disiapkan.
“Kita sudah anggarkan tiap tahun di OPD (organisasi perangkat daerah) itu menjadi bagian. Jadi kami sudah punya tradisi bahwa Hari Raya seperti ini disisihkan,” sebutnya.
Gubernur Jatim Soekarno alias Pakde Karwo mengatakan, kepala daerah harus mengajukan surat ke dewan terkait masalah THR PNS.
- Debat Pilkada Semarang: Agustina-Iswar Janji APBD Sebesar-sebesarnya untuk Warga
- APBD Kaltim Terbesar di Indonesia, tetapi Mengapa Banyak Infrastruktur Jalan Rusak?
- APBD Besar, Mengapa Masih Banyak Warga Kaltim yang Miskin?
- DPRD Palembang Gelar Rapat Paripurna ke-17, Bahas APBD 2025
- Anggap Penting Tes Kesehatan, KDM: Kalau Pemimpin Sakit Bisa Salah Baca APBD
- Eks Camat di Rohil Ditahan Jaksa Terkait Korupsi Ratusan Juta