Pendapatan Petani Tembakau & Buruh Rokok Menurun, Pemerintah Perlu Segera Buat Roadmap
jpnn.com, JAKARTA - Sosilog Universitas Airlangga Umar Solahudin mengatakan merokok sampai saat ini masih menjadi budaya yang erat terutama di kalangan masyarakat.
Oleh karena itu, merokok masih susah untuk dihentikan melalui program kenaikan cukai.
Terlebih, rokok dan masyarakat Indonesia sudah menjadi budaya yang sangat sulit dipisahkan.
"Maka, kebijakan pemerintah menaikan cukai rokok, itu tidak akan membuat masyarakat berhenti merokok. Masyarakat tetap akan merokok, tetapi kalau rokoknya mahal karena cukai rokoknya dinaikan, maka masyarakat akan beralih ke rokok lintingan atau rokok illegal,” papar Umar.
Umar Solahudin menilai, kebijakan pemerintah menaikan cukai rokok adalah kebijakan yang menguntungkan.
Tidak ada kaitannya dengan upaya menghentikan masyarakat merokok.
Untuk itu dia memandang pemerintah harus bersikap adil. Jika pemerintah sudah mengambil keuntungan dari menaikan cukai rokok, maka pemerintah harusnya meningkatkan anggaran bagi perawatan kesehatan masyarakat yang merokok.
Mantan aktivis mahasiswa 1998 ini mengaku tidak setuju dengan kebijakan pemerintah menaikan cukai rokok.
Rokok dan masyarakat Indonesia sudah menjadi budaya yang sangat sulit untuk dipisahkan.
- Jaga Stabilitas Pangan, Kementan Minta Bulog Serap Gabah Petani Sesuai HPP
- Riyono Caping Ingatkan Bulog Fokus Serap Beras Petani, Singgung Perjanjian Kerja Sama
- Selandia Baru Menuju Negara Tanpa Rokok 2025, Indonesia Juga Bisa
- Kuasa Hukum Buruh PT. Natatex Prima Tegaskan Aksi Buruh untuk Perjuangkan Hak Karyawan
- Metode THR Dinilai Mampu Menyelamatkan 4,6 Juta Nyawa di Indonesia dari Rokok
- Awal Tahun, Bea Cukai Madura Tindak 5 Juta Batang Rokok dan Ratusan Liter MMEA Ilegal