Pendekatan THR Dinilai Strategi Efektif untuk Mengurangi Jumlah Perokok

Pendekatan THR Dinilai Strategi Efektif untuk Mengurangi Jumlah Perokok
UU terbaru di Selandia Baru melarang warga kelahiran tahun 2009 ke atas untuk membeli rokok seumur hidup mereka. (Pexels: lilartsy)

“Penelitian lanjutan THR dalam konteks lokal harus diberi prioritas tinggi dan mendapat sokongan. Ini yang masih sangat kurang di Indonesia. Penelitian bisa berfokus pada dampak kesehatan dan dampak ekonomi, seperti apa perbandingannya antara rokok konvensional dengan produk alternatif,” kata Tikki.

Dukungan untuk menerapkan THR sebagai salah satu cara untuk berhenti merokok turut disuarakan oleh Praktisi Kesehatan dr. Arifandi Sanjaya.

Berdasarkan apa yang ditemukan ketika berhadapan langsung dengan pasien, perkembangan produk alternatif sebagai salah satu strategi THR menunjukkan adanya peningkatan kualitas hidup pasien.

“Saya sempat menerapkan [THR] pada 2014, fokus untuk mengurangi risiko tembakau. Memang ada cara-cara yang berbeda, tetapi alangkah lebih baik kalau ada yang meregulasi THR dan mengaitkannya dengan penelitian yang sudah dilakukan. Membuat orang berhenti merokok itu susahnya luar biasa. Maka perlu membatasi dosisnya, perlu diturunkan frekuensi zat berbahaya dan ditingkatkan kualitas hidupnya, akhirnya dicari produk alternatif,” kata Arifandi.

Seperti diketahui, saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak di dunia.

Selain itu, jumlah kematian akibat rokok di Indonesia mencapai 300.000 jiwa setiap tahunnya. Kondisi ini memerlukan langkah serius dari pemerintah untuk menurunkan jumlah perokok, terutama dengan membuka diri dalam menerapkan pendekatan alternatif berbasis data yang dirumuskan dalam kebijakan. (dil/jpnn)


THR dinilai sebagai strategi lain yang bisa diterapkan untuk menurunkan risiko akibat rokok hingga membantu perokok berhenti merokok


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News