Penderita COVID Masih Menunggu Jawaban Misteri Kondisi Mereka
Dari mayoritas yang disurvei diperlukan waktu 35 minggu bagi mereka untuk sembuh.
Sebelum COVID, Rebecca juga adalah instruktur fitness dan sekarang dia hampir tidak bisa berjalan.
Menggunakan tongkat untuk membantunya jalan membuat tangannya sakit, sehingga dia sekarang menggunakan kursi roda untuk keluar bersama anak-anaknya.
"Kapan saja saya melakukan kegiatan agak berat, saya langsung sesak napas, detak jantung meningkat, dan rasa sakit di pinggang."
Inggris sudah menghabiskan dana miliaranr rupiah untuk meneliti mengenai dampak jangka panjang COVID, dan sudah menghabiksan dana tambahan Rp2 triliun untuk membuat klinik khusus, namun untuk saat ini belum ada pengobatan untuk penderita jangka panjang COVID.
Professor Gail Matthews dari Kirby Institute di University of New South Wales (UNSW) di Australia mengatakan mereka yang pernah dirawat di rumah sakit kemungkinan besar akan mendapatkan proses penyembuhan tradisional di sana.
Namun secara internasional tidak jelas apa yang bisa dilakukan terhadap mereka yang masih memiliki gejala karena penyebabnya masih belum diketahui.
Professor Matthews adalah peneliti utama di Australia untuk studi yang lebih kecil mengenai dampak COVID, dan menemukan bahwa 20 persen pasien di Australia masih belum sembuh seperti sedia kala seperti sebelum COVID.
Kasus penderita COVID jangka panjang diperkirakan akan meningkat di Inggris setelah adanya
- Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Minta Lebih Diperhatikan
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan