Penderita Diabetes Tak Harus Amputasi

Penderita Diabetes Tak Harus Amputasi
Penderita Diabetes Tak Harus Amputasi
Menurut Robert, banyak dokter yang memberikan obat kepada pasien untuk mengendalikan kadar gula darah. Pasien juga harus diet dengan menjaga pola makan agar kadar gula darah tidak naik. Namun, sering kali pasien lupa menjaga pola makan sehingga kadar gula kembali naik. Dengan demikian, dokter memberikan obat lagi untuk menurunkan kadar gula darah. ''Akhirnya apa? Terjadi kerusakan ginjal. Yang penting kadar gula darah turun, dikasih obat lagi," cetusnya. 

Selain itu, kerap kali pasien yang kakinya membusuk hanya dilihat sebagai infeksi. Amputasi seolah menjadi harga mati bagi pasien. Padahal, infeksi itu bisa terjadi karena adanya penyumbatan pembuluh darah. Dengan mencari penyebab sumbatan, pasien tidak perlu menjalani amputasi. Karena itu, pemeriksaan terhadap pasien harus dilakukan secara menyeluruh. Apalagi pada pasien yang luka kakinya berulang-ulang membusuk. ''Faktor penyulitnya harus dikendalikan atau disembuhkan dulu," imbuh pria kelahiran Bagan Siapi-api, Riau, pada 16 September 1957 tersebut. 

Robert mencontohkan seorang pasien dari Jogjakarta yang dia tangani. Pasien itu hampir diamputasi rumah sakit karena ada penyumbatan di kakinya. Robert kemudian mencari penyebabnya. Ternyata pasien mengalami infeksi jamur. ''Disembuhkan dulu sehingga sumbatannya lancar. Jika karena aliran pembuluh darah, tidak perlu amputasi. Saya antiamputasi," papar lulusan S-3 Unair itu. Dia sudah menerapkan pengobatan dengan metode tersebut pada banyak pasien sehingga kaki mereka tidak perlu diamputasi. 

Robert menambahkan, pada pasien yang menderita diabetes karena faktor keturunan, mereka akan bergantung pada obat selama hidupnya. Itu disebabkan pankreasnya rusak atau tidak berfungsi. Insulin pun otomatis tidak ada. Tubuh tidak bisa mengolah gula. Pada pasien diabetes karena faktor keturunan, penyembuhan memang tidak bisa dilakukan dengan sempurna. (kit/c7/nw)

SURABAYA - Ada kabar baik bagi para penderita diabetes melitus kronis yang kakinya terluka. Amputasi tidak menjadi satu-satunya jalan untuk


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News