Penderita Gangguan Jiwa Terus Naik

Penderita Gangguan Jiwa Terus Naik
Penderita Gangguan Jiwa Terus Naik

Adi menambahkan, saat ini juga terdata 1.100 orang yang dipasung di Jatim karena gangguan jiwa. Sebanyak 150 berada dalam pantauan RSJ Menur dan 75 di RSJ Lawang Malang. Tahun ini seluruh korban pemasungan akan diobati dengan cara memaksimalkan fungsi kamar perawatan di RSJ di Jatim. Baik di Menur maupun di Lawang. Dia menggambarkan, di RSJ Lawang yang memiliki 700 tempat tidur, sekitar 10 persennya akan dikhususkan untuk korban pemasungan. Di RSJ Menur juga 10 persen dari 251 tempat tidur. Dengan demikian, total 95 korban pasung yang bisa dirawat dalam sebulan. ”Dalam satu tahun, mereka itu bisa mendapat perawatan,” ucapnya.

Sementara itu, makin banyaknya pasien di RSJ Menur sejauh ini belum diimbangi ketersediaan anggaran yang cukup. Adi mengungkapkan, saat ini setiap pasien di RSJ Menur mendapat jatah perawatan Rp 5,4 juta per bulan. Jumlah tersebut belum ideal. Dicontohkan, untuk makan saja, setiap pasien menghabiskan Rp 4,5 juta per bulan. Itu berarti masih ada sisa Rp 900 ribu. Jumlah itulah yang dialokasikan untuk obat. Padahal, obat penyakit jiwa generasi baru cukup mahal.

Sebut saja, sekali injeksi bisa menghabiskan biaya Rp 350 ribu. Adapun satu tablet senilai Rp 55 ribu. Padahal, untuk kesembuhan pasien, dibutuhkan pengobatan yang lebih bagus. ”Tahun depan malah alokasi anggarannya turun (jadi) Rp 5,2 juta. Karena itu, kami tentu harus pandai-pandai memilihkan obat,” kata Adi.

Berdasar Data IRJ (Instalasi Rawat Jalan) Jiwa RSUD dr Soetomo, penderita penyakit kejiwaan cukup besar. Trennya juga cenderung naik. Dalam sebulan rata-rata jumlah pasien berkisar 400–450 orang. Pada Mei lalu, misalnya, tercatat ada 430 orang. Berdasar data, penderita gangguan jiwa itu mayoritas kaum laki-laki.

”Yang datang itu rata-rata pasien skizofrenia atau gangguan mental berat,” kata Kepala Poli Jiwa RSUD dr Soetomo dr I Gusti Ngurah Gunadi SpKJ K kemarin.

Menurut Gunadi, sejauh ini masih kuat anggapan atau pemahaman bahwa gangguan jiwa adalah aib. Karena itu, sering kali masyarakat enggan membawa pasien ke dokter. Padahal, kalau penanganannya dilakukan sejak dini, potensi penyembuhannya sangat besar. ”Nah, bertepatan dengan Hari Kesehatan Mental Sedunia, Surabaya akan mengusung tema Living with Schizophrenia yang akan dilaksanakan pada 12 Oktober,” ujarnya. (nir/bir/c9/hud)


Setiap 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Kesehatan jiwa itu penting. Kesehatan jiwa adalah urusan semua orang. Orang yang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News