Penderita Kanker Kini Bisa Bernapas Lega, BRIN Ciptakan Inovasi Samarium
Rohadi menjelaskan, PRTRR juga menghasilkan kit radiofarmaka MIBI untuk mendeteksi fungsi jantung.
Kit radiofarmaka MDP difungsikan untuk mengetahui adanya kanker tulang primer maupun metastase tulang.
''Kit radiofarmaka DTPA untuk mengetahui fungsi ginjal dan MIBG bertanda I-131 untuk terapi kanker neuroblastoma,” ujar Rohadi.
Menurut dia, ada beberapa kendala dalam memproduksi radiofarmaka tersebut.
Yakni, produk ini mempunyai sifat radioaktif yang memiliki waktu paruh yang pendek.
Akibatnya, produk ini harus segera digunakan setelah dibuat dan tidak disimpan dalam waktu yang lama.
“Karena itu, diperlukan perencanaan produksi yang sangat cermat dengan memperhatikan sarana pengangkutan yang cepat untuk daerah luar Jakarta. Saat ini, radiofarmaka diproduksi di Jakarta,” jelasnya.
Rohadi berharap fasilitas kedokteran nuklir di Indonesia diperbanyak agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat secara luas.
Kini, rasa nyeri yang selama ini dirasakan penderita kanker bisa berkurang dengan pemberian Samarium (Sm) 153 EDTMP
- Gandeng BRIN, Mendes Yandri Yakin Sukses Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia
- Akustika Swara Indonesia dan BRIN Kembangkan Tabung Impedansi
- Ahli BRIN Mengingatkan Soal Pentingnya BMS Untuk Kendaraan Listrik
- Rayakan HUT ke-24, Epson Berkomitmen Berikan Dampak Positif Bagi Masyarakat Indonesia
- PNM Dorong Ekonomi Perbatasan lewat Inovasi Rumput Laut
- Setyo Wahono Dorong Inovasi Anak Muda untuk Tingkatkan Ekonomi Kreatif