Penderitaan Anak-Anak Kurdi Dibombardir Pasukan Erdogan

Yang tinggal hanyalah mayat dan pasien di rumah sakit. Hanya dalam waktu dua pekan, aksi militer Turki di Afrin mengakibatkan sedikitnya 16.000 warga sipil telantar.
’’Sebenarnya pemerintah setempat melarang warga meninggalkan rumah agar bantuan kemanusiaan bisa dibagikan. Tapi, serangan udara bertubi-tubi membuat mereka terlalu takut untuk bertahan,’’ kata seorang staf United Nations Children's Fund (UNICEF).
Operasi Ranting Zaitun (Operation Olive Branch) dilancarkan Turki untuk membuyarkan kerja sama Amerika Serikat (AS) dan Yekineyen Parastina Gel (YPG) alias Unit Perlindungan Rakyat.
Oleh AS, YPG yang merupakan bagian dari Partai Pekerja Kurdi (PKK) itu dipersiapkan menjadi penjaga perbatasan. Tapi, Turki menentang keras rencana tersebut karena khawatir YPG menginvasi wilayahnya.
’’Serangan militer Turki memang membabi buta. Tapi, kami punya pasukan yang sangat tangguh. Mereka tidak akan pernah menyerah sampai Afrin kembali damai,’’ tegas Hevi Mustafa, salah seorang anggota dewan eksekutif Afrin.
Tak hanya mengerahkan banyak personel darat ke Afrin, Turki juga menggunakan senjata canggih dalam penyerangan. Sementara itu, senjata termodern YPG adalah roket Katyusha buatan Rusia. (hep/c22/pri)
Invasi Turki ke wilayah Afrin membuat bocah-bocah Kurdi di wilayah itu sangat menderita. Mereka kehilangan rumah, teman bahkan orang tua karena perang
Redaktur & Reporter : Adil
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Wali Kota Istanbul Ditangkap Sebelum Maju Jadi Capres
- HNW Dukung Usulan Erdogan Soal Hak Veto di DK PBB untuk Negara Mayoritas Muslim
- Nekat Bakar Al-Qur’an, Langsung Diburu dengan Sajam
- Erdogan Bakal Ikut Membangun IKN, Janjinya Tidak Main-Main
- Erdogan Puji Sikap Indonesia yang Terus Dukung Palestina