Pendeta Saifuddin
Antara abad ke-8 dan ke-11 para pedagang dan sarjana menghasilkan pencapaian-pencapaian besar di dunia Islam. Masyarakat muslim memiliki ciri-ciri yang sama dengan masyarakat Eropa Barat pada masa Renaisans, yaitu munculnya intelektual yang kreatif dan pedagang yang berpengaruh.
Selama periode itu, sebagian besar ulama tidak mengabdi kepada negara, tetapi didanai hasil perdagangan. Para ulama ketika itu menganggap interaksi dengan para penguasa sebagai tindakan korup.
Baghdad menjadi pusat ilmu. Beberapa kota lain juga menjadi pusat ilmu dengan perpustakaan besar dan para sarjana penting, seperti Damsyik dan Halab di Suriah, Basrah di Irak, Nisyapur, Rayy, dan Thus di timur laut Iran.
Sekadar perbandingan, pada akhir abad ke-10, Khalifah Aziz dari Dinasti Fatimiyah memiliki perpustakaan di Kairo dengan koleksi buku diperkirakan jumlahnya mencapai 200.000 hingga di atas satu juta. Sementara itu, biara dan perpustakaan katedral di Eropa Barat antara abad ke-9 dan ke-11 umumnya hanya memiliki 500 buku.
Filusuf dan ilmuwan terkemuka muncul dalam suasana apresiasi intelektual itu. Pada abad ke-9, Khawarizmi memperkenalkan matematika, geografi, dan astronomi. Istilah “algoritma” berasal dari nama latin Khawarizmi, Algoritima.
Intelektual dunia muslim mulai menurun pada abad ke-11 ditandai lahirrnya Kesultanan Seljuk yang membentuk persekutuan ulama-negara. Ketika itu kelas militer mulai mendominasi ekonomi dan memperlemah kaum pedagang yang independen yang biasa mendanai riset para intelektual muslim.
Berdirinya Madrasah Nizamiyah yang mengajarkan ortodoksi Islam makin meminggirkan pemikir-pemikir Islam yang kreatif. Sebagai gantinya muncul ulama-ulama fikih dan tasawuf yang lebih konservatif.
Pada titik ini Imam Al-Ghazali menjadi tokoh utama yang berada pada garda depan melawan kalangan filusuf muslim dan pemikir intelektual liberal Islam. Ghazali menang dan para filusuf tersisih dari dunia muslim. Pemikiran filusuf muslim Islam seperti Ibnu Sina dan Ibnu Rusydi justru diadopsi oleh Eropa.
Menko Polhukam Mahfud MD kesal oleh video Pendeta Saifuddin itu, Ade Armando menganggap Saifuddin tidak punya akal sehat.
- Putusan Mardani Maming Sesat Hukum, Mahfud Md: Kejaksaan Harus Buka Lagi Perkaranya
- Kepala BPJPH Mewajibkan Label Halal ke Barang yang Dijual, Mahfud: Itu Salah
- Disemprot Mahfud soal Undangan Kementerian untuk Acara Pribadi, Mendes Yandri Kaget
- Undang Kades ke Acara Pribadi Pakai Surat Berkop Kementerian, Yandri: Saya Baru Jadi Menteri
- Disentil Mahfud MD soal Surat Menteri untuk Acara Pribadi, Yandri Susanto Bereaksi Begini
- Keras! Wanto Anggap Surat yang Diterbitkan Yandri Susanto Bentuk Abuse of Power