Pendidikan Berdemokrasi di Madura Harus Digenjot
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Saifullah Mashum, mengaku sangat prihatin dengan belum terlaksananya pemungutan suara ulang (PSU) di 19 tempat pemungutan (TPS) di Sampang, Jawa Timur.
Saifullah mengaku sangat prihatin, karena dari peristiwa tersebut terlihat indikasi kuat masih adanya kelompok-kelompok tertentu di tengah masyarakat Indonesia, yang terus berusaha merusak tatanan demokrasi yang tengah dibangun dengan baik. Apalagi peristiwa kecurangan pemilu di Madura, bukan kali ini terjadi.
“Kami sangat prihatin terhadap praktik demokrasi di Madura. Lagi-lagi terulang, seperti dulu di Pilkada, ada sampai diulang dua, tiga kali (pilkada) dan ini terjadi lagi,” katanya di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (24/4).
Menghadapi kondisi ini, negara kata Saifullah, harus segera turun tangan dan harus secara maksimal memberi pelatihan-pelatihan berdemokrasi di daerah-daerah tertentu yang sangat rawan terjadinya hegemoni kelompok tertentu.
Alasannya sangat sederhana, karena demokrasi tidak bisa dipaksakan, tanpa adanya pendidikan yang baik.
“Misalnya di sebagian Madura dan Papua. Itu negara harus benar-benar fokus memberikan pelatihan. Karena sangat rawatn terjadinya hegemoni kelompok atau tokoh-tokoh tertentu, sehingga merusak tatanan demokrasi. Yang salah selama ini sistem kita,” katanya.(gir/jpnn)
JAKARTA - Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Saifullah Mashum, mengaku sangat prihatin dengan belum terlaksananya pemungutan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- FPKB Tolak Penetepan Dekot Jakarta, Ini Alasannya
- Habiburokhman Gerindra Sebut Mahfud Md Orang Gagal, Apa Sebabnya?
- Penyerangan RS Indonesia di Gaza Tak Bisa Dibiarkan, Mardani Desak PBB Bersikap
- Komisi VII DPR Minta Pemerintah Pastikan Libur Nataru Aman dan Nyaman
- Ditetapkan Tersangka oleh KPK, Sekjen PDIP Merespons Pertama Kali, Ada Kata Jangan Takut
- Hasto Masih Melaksanakan Tugas Kesekjenan Sebelum KPK Mengumumkan Status Tersangka