Pendidikan Induktif: Merajut Karakter Sekolah Menuju Potensi Optimal
Oleh Odemus Bei Witono - Direktur Perkumpulan Strada dan Mahasiswa Doktoral STF Driyarkara

Melibatkan para murid sejak dini dalam pembelajaran yang terkait dengan kehidupan sehari-hari mereka akan membantu mereka membangun pemahaman lebih kontekstual dan sesuai dengan jati diri mereka.
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang asing bagi mereka, melainkan merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka.
Dengan demikian, mereka dapat dengan mudah membayangkan potensi kejadian berdasarkan pengalaman konkret yang mereka miliki.
Sekolah yang menganut pendekatan berpikir induktif tidak hanya mengembangkan kemampuan berpikir elementer, tetapi juga membuka jalan bagi perkembangan kemampuan berpikir deduktif, deduktif-induktif, dan ineratif.
Para murid menjadi terampil dalam menyampaikan gagasan, baik yang mendasari, mendahului, bercampur, atau berada di tengah-tengah rumusan pemikiran.
Berpikir induktif, sebagai langkah awal, menjadi pemicu bagi pemikiran elementer sebelum memasuki kompleksitas suatu gagasan.
Oleh karena itu, dalam pendidikan dasar, penting untuk memberikan perhatian pada dimensi psikomotorik dan afektif melalui pengalaman sehari-hari.
Pengalaman tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam proses berpikir, diungkapkan secara kronologis, dan disampaikan berdasarkan fakta-fakta yang ditemui.
Keberagaman seharusnya menjadi aset berharga dalam membentuk karakter sekolah. Interaksi antarkebudayaan menjadi landasan penting dalam proses pendidikan.
- Kemenkes di Guest Lecture U-Bakrie: Mahasiswa Harus Terlibat Aktif Dalam Kampanye Kesehatan Mental
- Gelar Topping Off, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang Siap Buka Tahun Ajaran 2025/2026
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan
- Pertamina Dorong Akses Pendidikan Local Hero Lewat Beasiswa
- Indonesia Hadir di Sidang CPD Ke-58 di New York, Dukung Pembangunan Berkelanjutan
- Para Siswa SMAK/SMK Mengikuti Ujian di Tengah Konflik Pilkada Puncak Jaya